Cerita Sex Ku Godaan Tetangga Ku

 

 

Cerita Sex Ku Godaan Tetangga Ku

Ini merupakan cerita nyata yang terjalin waktu awal kali duduk di bangku kuliah. Nama aku Andre, umur aku pada waktu itu masih 18 tahun. Aku kuliah di suatu Universitas ternama di suatu kota di Jawa Tengah. Kota tersebut tidak jauh dari kota tinggal aku. Tetapi di kota seperti itu aku merasakan suatu yang hendak sangat susah aku lupakan.
Cerita ini berawal dikala aku mencari tempat kost. Tetapi, sehabis sekian lamanya berkelana kota buat mencari rumah yang sediakan kost, Aku memperoleh hasil nihil. Bukan tanpa alibi, kost penuh sebab Aku memanglah sangat terlambat buat mencari tempat kost, sebaliknya ospek telah terlanjur dekat, hingga terpaksa aku menginap di kost Kakak wanita aku, ia lebih tua 4 tahun dari aku serta dia kuliah di Universitas yang sama dengan aku tetapi kami berbeda jurusan.
Ia sepakat, Aku numpang kost sedangkan sebab memanglah di mata ia aku merupakan adik bungsunya yang masih polos. jadi tidak sedikitpun dalam benaknya terpikirkan, kalau Aku telah ketahui banyak menimpa sex walaupun belum sempat melaksanakan secara langsung.
Sehabis dikenalkan dengan sahabat kostnya, kesimpulannya dengan sembunyi- sembunyi aku tinggal di kamar kakak aku. Tidaklah perihal yang susah buat mengakrabkan diri dengan sahabat kakak aku, tidak hanya watak supel serta periang aku, watak kekanak- kanakan aku juga jadi energi tarik tertentu untuk sahabat kakak aku buat lebih akrab dengan aku, apalagi lebih akrab dari kakak aku.
Sampai sesuatu dikala aku berkenalan dengan mbak Luna. Ia merupakan teman karib kakak aku yang sangat dekat dengan aku. Orangnya menawan, berjilbab, serta agak tomAndre, dimensi dadanya serta wujud badannya yang agak bongsor tetapi sepadan dengan besar badanya jelas menarik pria manapun yang melihatnya.
Banyak peristiwa seru bersama mbak Luna. Sempat sesuatu kala dikala ia mandi, serta aku pada waktu itu lagi cuci pakaian di dekat kamar mandinya ia memohon tolong pada aku buat mengambilkan seperangkat sabun yang tertinggal di rak dekat tempat aku cuci baju.
Tetapi dikala aku bagikan seperangkat sabun tersebut, ia bukannya menyodorkan tangan dari pintu kamar mandi yang sepatutnya sedikit dia buka buat mengambil fitur sabun, namun dia malah membuka segala pintu kamar mandi serta bermaksud memperlihatkan badannya tanpa sehelai benangpun.
Kontan aku langsung menutup mata dikala dihadapan aku berdiri suatu badan yang sangat sintal, dimensi dada yang sangat sepadan, bisa jadi 36B. Dari seluruh yang pernah aku amati, godaan mata terberat merupakan yang terdapat di dasar perutnya. Cuma nampak sekilas, tetapi Aku memandang warna gelap halus di dasar perutnya.
Bukan cuma itu saja. Sempat terjalin aksi silih dorong pintu kamar mandi dikala Aku lagi menikmati kesegaran mandi di dalam, peristiwa itu berawal dikala ia memohon aku mengambilkan handuk yang terdapat di dalam kamar mandi tempat aku terletak.
Serta yang lebih parah lagi, ia dibantu temannya melawan pertahanan aku dari dalam. Aku tidak ketahui siapa yang bersama dia menjahili aku. aku cuma dapat mendengar 2 tawa cekikikan di luar. namun apapun usaha mereka, Yang jelas hasilnya merupakan Telah tentu kemenangan jadi kepunyaan aku, padalah sesungguhnya itu merupakan suatu kerugian besar.
Namun, dari seluruh peristiwa yang Aku natural, peristiwa puncak terjalin pada sesuatu malam dikala aku tidur di kamar Mbak Luna. Cerita ini berawal dikala Aku, kakak wanita aku serta mbak Luna lagi melihat suatu konser music di Universitas tempat kami menimba ilmu.
Ditengah- tengah kegiatan, seketika rasa kantuk melanda aku dengan amat sangat. Sebab tidak tahan dengan rasa kantuk tersebut, kesimpulannya Aku pamit kembali ke kost. Namun, sebab kunci kamar Kakak aku dibawa temannya yang berangkat dengan pacarnya, jadi terpaksa Aku bawa kunci kamar Mbak Luna serta numpang tidur di kamarnya.
Sehabis kembali serta langsung memanjakan kantuk dengan ranjang hangat khas kamar wanita yang bersih serta wangi, kesimpulannya Aku tertidur pulas dibelai mimpi, bisa jadi memimpikan mbak Luna kali ya?? Hihihi.
Ditengah- tengah tidur aku, tida- tiba Aku terbangun. Terdapat suatu kehangatan aneh yang begitu asing untuk aku. Tenyata terdapat seorang yang memeluk aku di malam itu. Walaupun separuh sadar, tetapi logika aku masih pernah bekerja, sangat tidak bisa jadi bila yang memeluk aku merupakan Kakak aku, walaupun kami kerabat sekandung, tetapi ikatan kami sangat kurang baik, dia berlagak manis pada aku cuma dihadapan teman- temanya saja. Yang terdapat di benak aku malam itu pastilah Mbak Luna. Nyatanya tebakan aku benar. Nyatanya itu memanglah mbak Luna.
Dikala aku terpelihara sebab kaget, aku rasakan Dia berhadapan langsung dengan aku, dengan posisi kepalanya di leher aku, jadi dapat aku rasakan wangi rambutnya yang senantiasa dia rawat. Benak aku juga liar membayangkan banyak perihal. Terlebih dia cuma mengenakan pakaian tidur tipis tanpa BH. Jadi gundukan putingnya dapat aku rasakan cocok terletak di dada aku. Tanpa butuh dikomando, adik kecil aku tidak dapat di ajak kompromi buat tidak mengencang.
Aku lalui malam tersebut tanpa memejamkan mata. Napas serta detak jantung aku tidak terkontrol. Terlebih Mr. Domyang mengencang leluasa sebab Aku tidak sempat suka mengenakan CD. Aku amati angka jam bilik menunjuk di angka satu. Benak aku risau, rasa khawatir, tegang, malu serta sedikit rasa bahagia bercampur aduk.
Di tengah kegelisahan tersebut, seketika Mbak Luna bergerak dalam tidurnya serta menindih paha aku dengan paha mulusnya. Sebab posisi tidur miring, hingga batang aku pas bergesekan dengan Ms. Pussy kepunyaan Mbak Luna. Aku terus menjadi tegang, alur napas aku terus menjadi tidak terkontrol. Keringat membasahi segala badan aku.
Dikala rasa risau terus menjadi menggila, seketika kepala Mbak Luna berubah posisi berhadapan dengan wajah aku. Entah bisa keberanian dari mana, seketika aku dekatkan bibir aku ke bibir seksi Mbak Luna. Nyatanya reaksi yang aku bisa lebih dari apa yang aku harapkan.
Ditengah ketidak sadaran Mbak Luna dalam tidurnya dia membalas aku dengan kuluman bibir serta game lidah yang awal kali aku rasakan. Berikutnya, dengan mata yang masih tertutup, tangan lembutnya menelusuri badan aku. Mulai dari leher, dada, perut sampai dibagian yang sangat sensitif dari badan aku.
Seketika dia meremas penis yang dari tadi telah mengencang. Dengan lembut dia mengocok lama- lama. Sensasi yang awal kali aku rasakan ini kontan membuat aku merintih lirih kenikmatan serta membebaskan ciuman mbak Luna.
“ Uuuhhhh…”
Sembari memejamkan mata, aku resapi masing- masing sensasi yang aku rasakan dibagian sensitif aku. Entah setan Dari mana yang merasuki aku, seketika kepala aku bergerak kebawah serta langsung menyerbu 2 bukit kembar di dada Mbak Luna. Aku kulum ujung merah muda dari tempat keramat tersebut. Apa yang aku jalani menemukan respond serta membangunkan tidur mbak Luna.
“ ahhhh!!!! Teruskan Andre…”
Ia terus menjadi kokoh meremas penis yang betul- betul mengencang optimal. Dikala itu, aku rasakan Dada yang dihadapan aku bergerak serta pindah tempat. Nyatanya Mbak Luna berubah posisi dengan kepala pas menghadap penis aku. Yang aku rasakan berikutnya merupakan, penis aku masuk dalam liang hangat dari mulut Mbak Luna. Aku terus menjadi mengerang.
“ Aarrggghhh… Lezat Mbak…!!!”
Sehabis itu dengan posisi kepalanya yang lagi memanjakan batang keperkasaan aku, rasa tidak mau kalah melanda. Aku angkat paha Mbak Luna, serta posisikan pahanya pas menjepit kepala aku sehabis aku lepas CD tipisnya, sehingga yang terletak dihadapan aku dikala itu merupakan gundukan berbulu halus serta dengan benjolan daging bercorak kemerahan yang sudah basah oleh cairan yang berbau khas. rayuanjanda.com
Tanpa butuh dikomando, dikala Mbak Luna keasikan mempermainkan penis aku, langsung aku hirup liang kenikmatan kepunyaan Mbak Luna. Seketika dia terhentak serta pernah menggigit senjata aku.
“ Aaarrgghhh!!! Sakit Mbak…”
Ia tidak menggubris erangan aku, malah terus menjadi dalam memasukan Mr. Dompanjang aku ke dalam tenggorokanya. Sebab tidak ingin kalah, aku hirup keras- keras vaginanya serta aku mainkan lidah aku menelusuri masing- masing sudut yang terdapat di lubang tersebut. Kesimpulannya dia tidak tahan. Dilepasnya penis aku dari cengkraman mulutnya, serta saat ini yang terdapat dihadapan aku merupakan wajah menawan Mbak Luna yang haus ciuman.
Ia mencium aku dengan penuh nafsu. Serta dikala itu pula tangannya membimbing rudal aku ke liang kewanitaannya, ia betul- betul tidak tabah serta dipahami nafsu. Sebab sangat tergesa- gesa, senjata pamungkas aku senantiasa meleset walaupun dibimbing dengan tangannya sampai yang aku rasakan merupakan gesekan basah bibir vaginanya.
Sebab kelihatannya ia kepayahan berupaya, kesimpulannya aku lepas ciuman aku serta langsung aku baringkan dia serta aku angkat kakinya ke pundak aku. Tidak butuh usaha yang sangat keras, dengan sedikit memforsir, kesimpulannya batang aku langsung menghujam deras ke liang kenikmatannya.
Aku sodok ia dengan keras. Walaupun ini merupakan yang awal untuk aku, entah bisa ilmu dari mana sampai seolah- olah Aku telah sangat berpengalaman serta game aku jadi agresif serta liar. Aku sodok terus sampai terdengar bunyi khas dari dasar perut kami.
“ Ndreee… Niikkkkmmmattt… Aaahhhhhh…!!”
Tidak aku hiraukan desahannya, serta aku sama sekali buta pada dikala itu, sampai tidak sadar bila di sebelah tempat kami beradu, nyatanya terdapat sahabat sekamar Mbak Luna yang terbangun sebab erangan kami.
Dikala aku amati dia terbangun, benak aku langsung dibayangi rasa khawatir. Aku khawatir bila dia seketika teriak dikala memandang kami bersetubuh. Tetapi, rasa khawatir aku tidak teruji. Dikala aku amati sahabat Mbak Luna sembari menyodokan Mbak Luna, aku amati dia sudah memasukan tangannya ke CDnya serta tangan satunya ke BH.
Fakta kalau dia telah lama terbangun serta terangsang oleh panorama alam yang terdapat di depannya. Rasa khawatir aku lenyap serta Cuek saja dengan sahabat sekamar Mbak Luna. Sehabis agak lama bermain, kami berubah posisi. Kali ini mbak Luna yang memegang kendali, dia dengan posisi di atas, menggoyang- goyangkan pinggulnya serta semain membuat aku melayang.
Dikala aku menoleh lemas oleh ulah Mbak Luna, aku amati sahabat sekamar mbak Luna masih padat jadwal memuaskan dirinya sendiri. Serta pas dikala sahabat sekamar Mbak Luna serta Aku berhadapan, tatapan memelasnya seolah- olah mengatakan kalau dia mau merasakan perihal yang sama dari rasa yang Mbak Luna rasakan.
Aku sanmbut dengan tatapan mengundang. Bisa jadi sebab menguasai undagan aku tersebut, dia langsung melepas segala baju yang dia kenakan serta mendekati kami yang masih padat jadwal beradu.
Seketika dia langsung membenamkan selangkangannya ke muka aku. Otomatis, dengan posisi aku yang masih terlentang dengan batang kenikmatan yang melayani liang kepunyaan mbak Luna, Mulut aku juga mengulum liang kenikmatan sahabat Mbak Luna yang aku tahu bernama Lala.
Pada waktu itu dia masih SMA kelas 3 serta sekolah dekat dengan kampus aku, ia tidak begitu menawan, dimensi dadanya 34B, tetapi bodinya yang kecil imut tanpa busana lumayan kokoh buat memancing libido aku buat lebih menikmati malam itu.
Pergulatan ini berlangsung lama. Mbak Luna masih padat jadwal berjingkrak- jingkrak seperti anak kecil yang main kuda- kudaan, Lala menggesek- gesekkan memeknya kemulut aku menaikkan sensasi dari hisapan kokoh yang aku bagikan, apalagi Lala terus menjadi kokoh memencet pahanya sampai kepala aku terbenam ke dalam kasur empuk serta nyaris membuat aku tidak dapat bernafas.
Sedangkan itu, Mbak Luna terus menjadi merajalela. Dia malah memeluk pinggul Lala serta menggunakanya selaku pegangan supaya penis aku terus menjadi dalam memuaskan liangnya, serta tanpa aku sadari paha aku telah basah oleh cairan hangat dari liang kepunyaan Mbak Luna.
Sehabis itu, seketika gerakanya terhenti, serta bertepatan dengan itu, senjata aku seketika tersedot kedalam liangnya yang basah serta hangat. Nyatanya dia sudah menggapai puncak terlebih dahulu dibanding aku.
Di dikala Mbak Luna lemas serta membaringkan badannya didekat aku, Lala yang tidak puas dengan servis dari mulut aku, langsung mundur bagaikan anak kecil yang main perosotan di dada aku. Sehabis itu, dia langsung memusatkan penis aku pas di liangnya yang telah dibanjiri cairan bening dari rahimnya serta cairan air liur aku.
Walaupun rudal aku sudah licin oleh game dari mbak Luna, sebab liang Lala yang bisa jadi masih perawan sebab ia masih lebih muda dari Mbak Luna, apalagi lebih muda dari aku, rudal aku masih susah masuk ke liang kenikmatanya.
Sebab Aku sendiri pula tidak tabah serta dirasuki nafsu, langsung aku posisikan dia di tepi ranjang dengan posisi kaki menekuk di pinggir ranjang serta pungggung membungkuk dengan dada yang terletak terbuai di ranjang. Dari balik aku hujamkan senjata aku.
Dengan perjuangan yang agak lama, Serta dengan sisa tenaga dari kemenangan aku mengalami Mbak Luna, aku masukan dengan keras penis aku ke lubang kepunyaan Lala. Sebab usaha yang agresif serta licinnya penis aku dari pergulatan aku tadi dengan Mbak Luna, batang aku dengan kilat menerobos pertahanan kepunyaan Lala. Nyatanya dia betul- betul perawan.
“ Aaarrgggghhhhhh…!!!! Sakit…!!!!!!!!!!!!”
Ia hadapi kesakitan yang amat sangat bersamaan dengan warna merah yang aku liat sedikit keluar dari tempat rudal aku menghentak. Rasa sakit itu apalagi tidak sanggup membuat dia menjerit keras. Tertapi Aku tidak hirau dengan perihal itu, senantiasa saja aku sodok Lala dari balik dengan keras.
“ Saa… Sakkiiittttttttttt…!!!!!”
Aku amati dia menitikan air mata serta merintih agak keras. Sebab khawatir teriakanya membangunkan seisi kost gadis, aku balik letaknya jadi terlentang di ranjang di sebelah Mbak Luna yang tertidur lemas. Sembari aku sodok, aku hirup bibirnya dengan hisapan bibir aku yang baru saja aku pelajari dari Mbak Luna. Dengan masih terus bergerak, apalagi tempo sodokan aku terus menjadi kilat, sampai kesimpulannya dia mulai dapat menikmati game walaupun di selangkangannya mengalir darah serta cairan basahnya.
Sehabis nyaris satu jam bergelut dengan Lala, seketika badan aku menggelinjang hebat, cairan yang dari tadi tidak keluar kesimpulannya mulai siap buat dimuntahkan, nyatanya Lala hadapi perihal yang sama jugs, dikala itulah… Croottttttt!!!
Cairan hangat beradu dalam rahim Lala, serta dengan lemas kami berpelukan. Mbak Luna masih belum terlelap walaupun rasa lemas menyerangnya. Cerita berusia ini di upload oleh web ngocoks. com
“ Andre… saya gak nyangka, dibalik sikapmu yang masih semacam kanak- kanak, nyatanya kalian dapat muasin saya lebih dari pacarku sendiri. Saya harap kalian dapat muasin saya lain kali tanpa butuh kupancing” Mbak Luna membisikan sedikit kalimat kecil di tenlinga aku.
“ Iya Mbak, saya pula gak nyangka kalo saya diberi pengalaman seindah ini,” aku membalas kalimat dari Mbak Luna sembari mengecup kening Mbak Luna.
“ Serta kalian Lala, makasih dah ngasih yang awal bagiku” aku kecup pula kening Lala dengan lembut. Serta dia cuma membalas dengan senyuman manisnya ciri kalau dia tidak menyesal sudah berikan aku yang awal menurutnya.
Posisi aku ditengah tanpa busana serta di kanan kiri aku terdapat 2 wanita yang tertidur lelap tanpa busana pula. Sampai kami bertiga tidur dalam buai kehangatan masing masing.
Pagi hari, aku dibangunkan Mbak Luna, ia telah mandi serta menyuruh aku serta Lala yang masih bugil berpelukan buat lekas berpakaian. Tetapi gimana dengan Kakak wanita aku? Aku sama sekali tidak takut dengan Kakak wanita aku.
Kata Mbak Luna dia masih tidur dikamarnya serta masih terlelap hingga dikala aku bangun, sebab aku ketahui persis kebiasaanya yang kerap bangun kesiangan.
Sehabis peristiwa itu, tanpa sepengetahuan kakak aku, aku kerap memuaskan 2 temannya itu secara bertepatan.