Cerita Sex Dilecehkan Saat Belajar Renang
Cerita Sex Dilecehkan Saat Belajar Renang. Saya kerja selaku trainer berenang di salah satu sport hall yang terletak di kawasan perumahan elit yang kebanyakan penghuninya masyarakat generasi. Perumahannya elegan, rumahnya gak banyak tetapi besar- besar. Sport Hallnya lengkap, lapangan tenis, gym, kolam renang, malah disediakan pula lapangan basket merangkap volley serta bulu tangkis. Kalo perlengkapan buat tenis meja terdapat didepan gym.
Saya bekerja selaku pelatih renang. Asyik pula ngajarin renang disana sebab yang ikutan belajar renang banyakan amoy, menawan, putih, lembut serta sexy lagi. Salah satu yang ikutan belajar renang dengan saya merupakan Jesica
. Nada yang satu ini imut, besar 165, berat 47, toketnya 32C kayanya. kalo les ia pake pakaian renang yang terusan, model celana pendek serta blus lengan pendek, sehingga paha mulusnya gak dapat dilihat sampe selangkangannya. tetapi dengan pakaian renang semacam itu, bodinya Jesica
senantiasa sangat menarik diantara Nada laennya yang belajar denganku
Ia belum kuliah, masih sekolah katanya, baru kelas 1 lagi, masih ABG banget. Kalo ngajarin renang, salah satunya merupakan gimana dapat berlatih meragakan gerakan renang yang benar, sehingga saya menahan tubuh mereka di kedua tanganku. Sebab didalem air, jadi gak sangat berat menahan tubuh mreka dengan kedua tanganku yang kurentangkan kedepan. Kala mereka melatih gerakan renangnya, tubuhnya pastinya terguncang- terguncang, saya kerap menggunakan peluang itu buat meremas pelan toket mereka, tanganku pas terletak dibagian dada serta selangkangan. Tangan satunya hanya dapat meremas paha saja.
Toket Jesica
terasa kenyal kala kuremas pelan, kala itu lagi gilirannya melatih gerakan renangnya. Sehabis berakhir, ia hanya tersenyum saja memandangiku, senyuman yang penuh makna, saya merasa ia ketahui kalau saya menggunakan peluang itu buat memerah toketnya meski pelan.
“ Om tadi grepe- grape Jesica
ya”, bisiknya pelan sembari tersenyum.
Saya kaget pula mendengar bisikannya, tetapi memandang ia tersenyum ya keterkejutanku ilang dengan sendirinya.
“ Montok kalian Jess”, jawabku.
“ Ih sang om centil”, katanya sembari mencubit perutku.
“ Ih nyubit diperut, ntar nyenggol lagi”, kataku.
“ Om ingin disenggol? ntar Jesica
senggol deh”, katanya sembari mengelus selangkanganku.
saya memanglah mengenakan celana renang model celana pendek yang longgar. Kaget pula kala ia mengelus selangkanganku.
“ Om gede serta keras banget, om horny ya grepe2 Jesica
”, katanya sembari senyum. Binal pula ni Nada pikirku.
“ Om, disini rame, om ingin gak ngajarin Jesica
renang dirumah”.
“ Jadi private dong”.
“ Gak apa, Jesica
bayar tarif private om deh”.
“ Gak harus, dengan seluruh bahagia hati, om ingin kok ngajarin Jesica
dirumah. terdapat kolam renangnya dirumah?”.
“ Terdapat om, tetapi gak sebesar disini, separuhnyalah”.
“ Trus Jesica
mo ajak sodara”.
“ Gak om, Jesica
sendiri”.
“ Mangnya bole ma ortu belajar dirumah”.
“ Ortu di spore kok om, kalo libur Jesica
kesana”.
“ O itu”, pantes binal pikirku, leluasa sendirian disini serta nyatanya gak sempat kekurangan duit.
“ Trus kapan mo mulainya”.
“ Masing- masing ari pula boleh om”.
“ Hah, masing- masing ari”.
“ Iya supaya cepet dapat, pula kalo dirumah kan lebih leluasa dibanding disini rame”. Saya menebak terdapat udang dibalik bakwan ni dari perkataannya barusan.
“ Kalo masing- masing ari om sulit ngatur jadwalnya ma disini. Bisanya hanya kalo om gak ngajar disini”.
“ Gitu pula boleh om, hari apa aja”. Kita buat konvensi hari belajar renangnya.
Sebab di sport hall saya ngajar 4 hari, makanya tinggal 3 hari sisanya.
Pada hari yang telah dijanjikan, saya kerumah Jesica
, besar rumahnya. Ia membuka sendiri gerbang rumahnya, saya diajaknya masuk kedalam. Mobil bututku jadi ngerusak panorama alam indah di taman rumahnya. Jesica
langsung mengajakku ke dalem, rumahnya besar, jadi ruangannya pula serba besar serta elegan, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan serba besar dengan perabotan lengkap. Yang saya heran rumahnya hening.
“ Kok hening rumahnya Jess”.
“ Iya om, Jesica
sendirian dirumah ini”.
“ Gak terdapat pembantu?”
“ terdapat tetapi di counter mereka aja, mereka gak masuk kedalem rumah kalo gak butuh”.
“ O gitu, jadi leluasa dong gak terdapat yang ganggu”.
“ Iya om jadi leluasa grepe2 nya ha ha”, ia tertawa lepas.
“ O ingin toh di grepe2?.
tuker pakaian dahulu ya, tuh kolamnya di taman blakang”.
Saya mengarah ke taman blakang, Taman tertutup tembok besar, terdapat pool kecil, tetapi cukuplah buat melatih gerakan tangan serta kaki. Buat memperlancar ketrampilannya renangnya lebih efisien dikolam besar cocok standard. Saya membebaskan pakaianku, tinggal cuma mengenakan celana gombrongku. Saya langsung nyemplung ke pool, semeter dalemnya.
BACA JUGA : Cerita Sex Bercinta Dengan Admin Kantorku
keluar cuma berbikini. saya sampe menelen ludah memandang panorama alam yang sangat memicu. Bodinya yang seksi cuma ditutupi bikini sedikit, branya model ditaliin kebelakang, kayanya kekecilan buat menampung toketnya yang ranum.
CD nya model gram string, tidak bisa menutupi jembutnya yang rimbun.
“ Wah Jess, saya horny banget ni liat kalian pake bikini sedikit ini”.
“ apa lepas aja ya om”.
“ Nantilah, yang dikasi liat dikit2 kan lebih horny lagi”. Memanglah sempurna Jesica
dilahirkan selaku prempuan.
Wajah menawan dengan mata yang mencipit dihiasi dengan hidung yang mancung serta bibir yang mungil, sangat mengundang buat dikulum. Rambutnya dipotong pendek semacam lelaki namun sangat serasi dengan mukanya yang tirus itu, menaikkan kecantikannya. Kulitnya putih lembut, bodinya seksi banget. Tidak hanya toketnya yang membusung, pinggang ramping, perutnya rata dengan puser yang berupa garis keatas, Pantatnya yang bulet tidak tertutup apa2, sebab ia menggunakan cd model gstring dimana bagian blakangnnya menyelip ke belahan pantatnya. Pantatnya bergoyang kekiri serta kanan menjajaki ayunan langkahnya. kontolku langsung meronta2 disuguhi panorama alam yang memabokkan itu.
Ia juga ikutan nyemplung ke kolam serta langsung latihan. Saya menyarankan latihan tangan serta kaki dicoba sendiri2 sambil berpegangan ke pinggir kolam. Mula2 latihan kaki, saya memperbaiki kalo gerakannya galat. Lumayan meletihkan sebab ia latihan sendiri, sehingga gak terdapat sela waktu sebab wajib gantian dengan orang laen. Habis latihan kaki, saat ini latihan tangan dengan mencantolkan kaki pada pegangan dipinggir pool, ini lebih berat lagi sebab sekaligus sembari latihan mengambil nafas. Sebentar latihan saja, ia dah keletihan.
Saya terencana tidak memegang badannya biar napsuku tidak menggelegak naek, meski kontolku senantiasa saja menunjuk ke arah utara.
“ Wah om, cape banget ya latihan sendiri”.
“ Ya lah, kan jedanya lebih dikit, Tetapi kan dengan waktu yang sama kalian dapat latihan lebih lama, lebih efisien. Di sport hall gerakan kalian gak bener2, saat ini baru sekali latihan aja serta bener kok. Memperlancarnya dikolam besar aja ya”.
Ia tersenyum saja,
“ Letih om, rehat ya”.
Tanpa menunggu jawabannya ia keluar pool, saya cuma memandangi gerakan pantatnya yang sangat memicu itu kala ia menghilang kedalam rumah. Ia keluar lagi dengan bawa santapan serta minuman kaleng. Ia langsung telungkup di dipan dibawah payung. Saya lekas keluar dari pool serta duduk disebelahnya.
“ Om, tubuh Jesica
kok pegel2 ya, om sadis sih ngelatihnya”. Saya merasa ia mengundang saya buat mulai beraktifitas.
“ Saya pijitin ya”.
“ Mangnya om dapat mijit, umumnya ngeremes”.
“ Dua2nya pula saya pakar”. Saya mulai memijit pundaknya, punggungnya, pinggangnya, pantatnya serta pahanya.
Kembali ke pundak serta punggungnya.
“ Om kalo mengusik branya dilepas aja”. Wah undangan to the point neh.
Langsung aja kuurai jalinan bra yang dileher serta dipunggung, saya lebih bebas memijat punggungnya, tanganku mulai menyusut kesamping punggungnya, memijat serta sembari memegang toketnya. Jesica
menoleh serta tersenyum, ia mengangkut punggungnya sehingga tanganku dapat menyelip kedadanya serta meremas2 toketnya yang ranum, pentilnya kuplintir2, ini menimbulkan ia melenguh,
“ om…”. Dengan gemas saya meremas2 toketnya,
“ Kalian berputar deh Jess”.
Ia membalikkan tubuhnya, branya terlepas jatuh, saya menunduk setelah itu lama- lama saya mencium bibirnya. Ia menyongsong ciumanku dengan mengemut bibirku pula. tanganku kembali menuju ke toketnya, langsung saja kuremas serta kuplintir pentilnya. Saya melepas bibirku serta mulai menciumi telinganya serta terus ke lehernya. kuping serta leher ialah salah satu dari sekian banyak titik sensitif di badannya. Ia mulai melenguh menikmati ulahku, pentilnya membeku sebab terus kuplintir2.
“ om,…” lenguhku.
“ Mengapa Jess, udah gak tahan ya, pengen dilanjut…” kataku sembari tersenyum.
“ Jembut kalian rimbun ya Jess, tentu napsu kalian besar ya”, kataku sembari mengemut2 pentilnya serta meremas toketnya.“ Toketmu kenceng ya Jess, pentilnya gede, kerap diemut ya.”
Sembari menikmati remasanku, ia pula tidak tinggal diam, diremasnya kontolku dari luar celanaku.
“ om, ngacengnya telah keras banget”, katanya.
“ Besar banget lagi”.
“ Mangnya kalian belon sempat ngerasin yang besar ya Jess?”.
“ kontol laki- laki Jesica
gak segede om memiliki”.
“ Kerap ngerasain kontol laki- laki kalian ya”.
“ enggak kok om, baru 4 kali”.
“ wah masi peret dong nonok kalian ya”.
“ La iyalah, kontol om sgitu gedenya, tentu sesek deh nonok Jesica
kemasukan kontol gede om”.
“ Kalian kok ngajakin saya ke rumah napa sang?”
“ Kata temen Jesica
, maen ma om2 lebi nikmat, makanya Jesica
jadi penasaran pengen nyoba”.
“ Mangnya ma laki- laki kalian gak nikmat”.
“ Nikmat sang om, tetapi kata temen Jesica
sensasinya beda banget kalo ma om2, lebi nikmat gitu deh. Om kan beken diantara wanita yang om ajarin brenang”.
“ Apa katanya”.“ Kata mereka om tu keren, macho banget, jangan ge er ya om”.
“ Macho? Mantan laki- laki?”
“ Ih, dibilangin bener2 malah becanda”, katanya sembari tersenyum. saya tidak menanggapinya Saya telah tidak dapat menahan napsuku lagi
Saya membebaskan celana pendekku, sehingga menyembullah kontolku telah ngaceng dengan penuh.” Gedenya om”, katanya. Saya tiduran disebelahnya, dipannya lumayan lebar buat 2 orang tiduran berdekatan. bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu serta sembari meremas2 toketnya serta memlintir2 pentilnya.
“ Isep dong om..” pintanya sembari menyorongkan toketnya itu ke wajahku.
Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilati.
“ Ohh.. Sstt..” erangnya keenakan.
Saya mulai mengelus jembutnya yang nongol keluar dari CDnya, setelah itu kususupkan ke dalam CDnya. Jariku langsung memegang belahan bibir nonoknya serta kugesek- gesekkan dari dasar ke atas. Gesekannya berakhir di itilnya sehingga memunculkan kenikmatan yang luar biasa. nonoknya langsung berdahak.
“ Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sembari memencet tanganku satunya buat terus meremas- remas toketnya.
“ om, Jesica
udah gak tahan nih”.
CDnya kudorong kebawah hingga terlepas dari kakinya. Ia mengangkut pantatnya buat memudahkan saya meloloskan penutup terakhir badannya. Kedua kaki kukangkangkan sehingga nampak jelas jembutnya yang rimbun. Saya kembali meraba serta mengelus nonoknya. Saya menyelipkan jari ke belahan nonoknya yang telah basah serta memegang bilik dalam nonoknya.“ om..! Aduuh! Jesica
telah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya.
Bukannya langsung penuhi permintaannya, jariku bergeser menggosok- gosok itilnya.
“ Aduuh! om.. bandel!” serunya.
Ia juga terus menjadi tidak karuan, diremasnya kontolku yang telah keras sekali. toketnya yang telah keras sekali terus saja kuremas2, demikian pula pentilnya.“ Mari dong om dimasukin, Jesica
telah betul- betul enggak kuu.. at!” rengeknya lagi.
Setelah itu kumasukkan jariku ke dalam nonoknya yang telah basah kuyup. nonoknya langsung kukorek2, dindingnya digaruk- garuk. Tonjolan seukuran bunda jari yang berkembang di dalam liang nonoknya kumainkannya dengan ujung jari sampai tubuhnya seketika menggigil keras serta digoyang- goyangkannya pantatnya menjajaki game ujung jariku. Saya menelungkup diselangkangannya serta mulutku langsung mengulum bibir nonoknya. Cairan yang membasahi dekat selangkangannya kujilati serta sehabis bersih kembali kukulum bibir nonoknya.
Setelah itu giliran itilnya menemukan giliran kukulum serta kulumat dengan mulutku. Jari tanganku kembali menyeruak masuk ke dalam nonoknya, ia betul- betul nyaris pingsan karenanya. Badannya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas seluruh, otot- otot perutnya jadi kejang serta kesimpulannya ia nyampe, cairan nonoknya yang banjir kutampung dengan mulut serta tanpa sedikit juga merasa jijik kutelan seluruhnya. Ia menghela nafas panjang, saya masih dengan lahapnya melumat nonoknya hingga kesimpulannya selangkangannya betul- betul bersih kembali.
Nonoknya terus kuusap2, demikian pula itilnya sehingga napsunya bangkit kembali.
“ Terus om.. Lezat..” desahnya.
“ Mari dong om.. Jesica
udah tidak tahan”. Namun saya masih senantiasa saja menjilati serta menghirup itilnya sembari meremas2 toket serta pentilnya.
Ia kunaiki serta lekas kuarahkan kontolku ke nonoknya. Lama- lama kumasukkan kepala kontolku.
“ Lezat om..” katanya serta sedikit demi sedikit saya meneroboskan kontolku ke nonoknya yang kecil.
nonoknya terasa sesek sebab kemasukan kontol besar, sehabis kira- kira masuk setengah lebih, kontol mulai kuenjot keluar masuk.“ Terus om.. kontol om lezat” erangnya keenakan. Saya terus mengenjot nonoknya, ia menyorongkan dadanya ke mulutku.
Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama kuenjot, saya mengajak ubah posisi. Saat ini ia yang diatas Diarahkannya nonoknya ke kontolku yang tegak menantang. Dengan liar ia setelah itu mengenjot badannya naik turun. toketnya yang montok bergoyang menjajaki enjotan tubuhnya. Saya meremas toketnya serta menghirup pentilnya dengan rakus.
“ om.. kontol om besar, keras banget..”, ia terus menggelinjang diatas badannya.
“ Lezat Jess?”“ Lezat om.. entotin Jesica
terus om..”
Saya memegang pinggangnya yang ramping serta menyodokkan kontolku dari dasar dengan kilat. Ia mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi badannya. Kesimpulannya,“ Jesica
nyampe om” jeritnya dikala badannya mengencang merasakan nikmat yang luar biasa. Sehabis itu badannya lunglai mengenai tubuhku. Saya mengusap- usap rambutnya sembari mencium bibirnya.
Sehabis sebagian dikala, kontolku yang masih ngaceng kucabut dari dari nonoknya. Ia kutelentangkan serta saya naik ke atasnya. Kembali nonoknya kujilati. Kedua lututnya kudorongkan sedikit ke atas sehingga bukit nonoknya lebih menganga, pahanya lebih kukangkangkan lagi, serta lidah kujulurkan menyapu celah- celah nonoknya. Lidah kujulurkan serta kugesekkan naik turun diujung itilnya.
Ia cuma dapat merasakan nikmatnya sembari meremas- remas kontolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari nonoknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium serta melumat habis bibir nonoknya. lidahku menjulur masuk ke dalam nonoknya serta pernah memegang bilik bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku memencet nonoknya, hidungku yang mancung melekat serta memencet itilnya.
Ia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi dikala wajah dengan terencana kugeleng- gelengkan ke kiri serta ke kanan dengan posisi hidungku senantiasa melekat di itilnya serta bibirku senantiasa mengulum bibir nonoknya sembari lidahku terus mengeduk nonoknya. Ia tidak kuasa membendung napsunya.
“ Oocch! om.. Teruu.. Uus! Jesica
nyampe lagi om”, suaranya terus menjadi parau saja.
Digoyangkannya pantatnya menjajaki irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, tubuhnya menggigil hebat bagaikan orang kejang. Ia menarik napas panjang sekali, seluruh cairan nonoknya kuhisap serta kutelan dengan rakus sekali sampai habis.
Saat ini saya memperbaiki posisi sehingga terletak di atasnya, kontolku telah menuju ke nonoknya. Ia merasakan sentuhan ujung kontolku di nonoknya, kepala kontolku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolku langsung menusuk nonoknya.
Kutekan sedikit kokoh sehingga kepala kontolku terbenam ke dalam nonoknya. Walaupun kontolku belum masuk seluruh, saya merasakan getaran- getaran yang membuat otot nonoknya berdenyut, cairan yang membasahi nonoknya membuat kontolku yang besar gampang sekali masuk ke dalam nonoknya sampai dengan sekali dorongan lagi hingga kontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.
Begitu merasa kontolku telah merambah nonoknya, kubalik tubuhnya sehingga kembali ia terletak di atas, badannya, didudukinya batang kontolku yang lumayan panjang itu. Digoyangkannya pantatnya serta diputar- putarkan, dikocok naik turun sampai kontolku keluar masuk nonoknya, ia meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngentot dengan posisi ia diatas sebab ia dapat memusatkan gesekan kontol besarku ke segala bagian nonoknya tercantum itilnya. Saat ini giliran saya yang tidak tahan lagi dengan permainannya, gelengan kepalaku menahan nikmat.
“ Jess, saya dah ingin ngecret, boleh didalem Jess”.
“ Ngecretin didalem aja om, supaya tambah nikmat. Kita nyampe bersama.. om”, rintihnya sembari memesatkan kocokan serta goyangan pantatnya.
“ Aa.. Aacch!” diapun nyampe lagi, kali ini secara bertepatan dengan saya, bibir nonoknya berkedutan sampai meremas kontolku.
Pejuku serta lendir nonoknya bercampur jadi satu membanjiri nonoknya. Sebab letaknya terletak diatas, hingga cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes lewat kontolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali serta kurasakan sedikit lengket- lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua kesimpulannya terkulai lemas.
Letaknya tengkurap disampingku yang terkulai telentang.
“ om, pinter banget sih ngerangsang Jesica
sampe berkali2 nyampe, udah gitu kontol om kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya.
“ nonokmu pula nikmat sekali Jess, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”, jawabku sembari memeluknya.
“ Beda sama cewek2ku”.
“ Wah om ceweknya banyak ya, serta seluruhnya udah om entot”.
“ La iya lah, kalo pacaran gak ngentot mana asyik”.
“ Om kalo ngentotin pacar om dimana?”.
“ Dirumahnya ataupun di tempat kosnya. Saya suka nginep kalo ngentotin mereka”.
“ Asyik dong om, terus maennya berapa kali”.
“ 3 kali, kadangkala kalo saya lagi napsu banget sampe 4 kali”.
“ Wah nikmat dong, Jesica
ingin deh dientot sampe 4 kali om”. Sebab cape abis kugarap diapun tertidur di sofa.
Sehabis sebagian lama tertidur, ia terbangun sebab toketnya kuelus2.
“ Cape ya Yang, sampe ketiduran gitu”.
“ Om manggil Jesica
apa?”.
“ Yayang, kan kita lagi sayang2an. Pula jangan manggil saya om dong”.
“ Abis mesti manggil apa, kan umumnya Jesica
manggilnya om”.
“ Panggil papah aja, supaya mesra, Kekamar aja ayo Yang”, kataku sembari menarik tangannya.
Ia menggandengku masuk kerumah sehabis menyantap santapan serta minuman yang tadi ia membawa ke pool.
“ Mo lagi ya Pah”, tanyanya kala telah terletak dikamarnya.
Bibirnya langsung kucipok. Ia menyongsong ciumanku. toketnya langsung membeku.
“ Pah, aah”, napsunya mulai bangkit.
Sembari meremas toketnya, saya menjilati toketnya, kusedot pentilnya hingga ia gemetar saking napsunya. Ia lekas tiduran diranjang. Kakinya kubuka sembari kuelus2, tangan satuku masih meremas toketnya. Sehabis itu selangkangannya kujilati,
“ Nih jembut rimbun banget sih, tetapi saya suka kok ngentotin abg yang jembutnya rimbun, terlebih toketnya ranum semacam kalian”.
“ Napa Pah”, tanyanya terengah.
“ Wanita yang jembutnya rimbun kan napsunya besar, suka binal kalo lagi dientot”.
“ Bukannya binal Pah, tetapi menikmati”, jawabnya.
Bibir nonoknya tetep kujilati, lidahku masuk ke nonoknya, ia jadi menggelinjang tidak terkendali, mukanya memerah terdongak keatas. kontolku telah ngaceng dengan keras. Ia nyaris tidak bisa memegangnya dengan tangannya.
“ Dikocok Yang”, pintaku, ia nurut saja serta mengocok kontolku dengan gemas.
“ Yang diemut dong”, kataku keenakan.
Saya berdiri disamping ranjang serta ia duduk sembari memusatkan kontol yg terdapat digenggamannya ke arah mulutnya. Ia berupaya memasukkan kedalam mulutnya dengan sulit payah sebab besar sekali, jadi dijilatinya dahulu kepala kontolku. Saya mendesah2 sembari mendongakkan kepala.
“ Mengapa pah”.
“ Lezat banget, terus Yang, jangan menyudahi”, ujarku sembari merem melek kenikmatan.
Ia jilatin kontolku mulai dari kepala kontolku hingga ke pangkal batang, ia terusin ke biji pelirku, seluruh ia jilatin. Ia coba buat memasukkan kedalam mulutku lagi, udah dapat masuk, udah licin terserang ludahnya. Saya memegangi kepalanya dengan satu tangan sembari memaju- mundurkan pantatku, mengentoti mulutnya. Lagi tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan. Gerakanku terus menjadi lama terus menjadi kilat.
Tiba2 saya menghentikan gerakanku. kontol kukeluarkan dari mulutnya. Saya menaiki badannya serta memusatkan kontolku ke toketnya,
“ Yang, saya ingin ngerasain kontol ku kejepit toket kalian yang montok ya”. ia setelah itu menjepit kontolku di antara toketnya.
“ Ahh.. Lezat Yang”. Saya terus menggoyang kontolku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya.
Hingga akhirnya
“ Aduh Yang, sebentar lagi saya ingin ngecret, keluarin di mulut kalian ya”.
“ Jangan pah, di nonok Jesica
saja, kan lebi nikmat”, jawabnya.
Saya memusatkan kontolku ke nonoknya. Saya memasukkan kontolku yang besar serta panjang itu ke nonoknya. Pantatnya terus menjadi didorong2, hingga ia merem melek keenakan ngerasain nonoknya digesek kontolku. Saya mulai menggerakkan kontolku keluar serta masuk dinonoknya yang kecil itu. Secara naluri ia gerakkan pantatnya kekanan serta kekiri, menjajaki gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat mukanya menikmati sekali gesekkan kontolku di nonoknya. Selang sebagian dikala, saya mengajak ubah posisi, ia pasrah aja.
Ia kusuruh nungging, serta kusodokkan kontolku dari balik ke nonoknya.
“ Enngghh…” desahnya tidak keruan.
Sembari menggoyang pantat maju mundur, saya memegangi pinggulnya dengan erat, ia merasa nikmat yang luar biasa. Tidak ketahui berapa lama saya menggenjot nonoknya dari balik semacam itu, kian lama kian keras sehingga kesimpulannya ia nyampe,
“ Pah, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya.
Saya mengenjot kontolku lebih kilat lagi serta setelah itu pejuku muncrat didalam nonoknya‘ crottt, croooth.., crooootttthh
Ia merasa nonoknya agak membesar akibat disodok 2 kali oleh kontolku yang besar itu.
“ Yang, nonok mu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget Yang. Kerasa sekali gesekannya dikontol ku”, kataku sembari terengah2.
Sehabis rehat sebagian dikala, saya bertanya padanya
“ Gimana Yang? lezat kan?”.
“ Lezat sekali pah, rasanya nikmat sekali, nonok Jesica
sampe sesek kemasukan kontol Papah, abis gede banget sih”, jawabnya.
Saya mencabut kontolku yang telah lemes dari nonoknya. kontolku berlumuran peju serta cairan nonoknya. Ia yang keletihan cuma terkapar di ranjang. Tidak lama setelah itu ia tertidur lagi. Kala ia bangun, saya dikamar mandi yang terletak didalam kamarnya. Saya lagi membilas muka supaya segeran. Memandang ia masuk kamar mandi, saya lekas memeluknya. kontolku udah ngaceng lagi.
“ Pah, kokoh amat sang, dah ngecret 2 kali masi ja ngaceng lagi, Belon puas ya pah”. sembari meremas2 toketnya, Lehernya kuciumi dengan penuh napsu.
Itu membuat napsunya pula bangkit dengan kilat. Saya lekas duduk di wc serta ia kupangku dalam posisi memunggungiku. Kuarahkan kontolku ke belahan bibir nonoknya. kugesek- gesekkan ujung kontolku ke belahan bibir nonoknya. Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya serta kugesek- gesekkan naik turun. Saat ini nonoknya kembali menghasilkan cairan bening.
Setelah itu kontolku yang telah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam nonoknya. Awal mulanya agak susah pula kontolku masuk kedalam nonoknya sebab posisi itu. Namun dengan sedikit bersusah payah kesimpulannya ujung kontolku sukses menyeruak ke dalam nonoknya yang dibantunya dengan sedikit memencet tubuhnya kebawah, serta kuangkat kembali pantatnya sampai lama kelamaan kesimpulannya sukses pula kontolku amblas seluruh ke dalam nonoknya.
Dengan posisi begini membuat ia yang wajib aktif mengocok kontolku dengan metode mengangkut serta merendahkan kembali pantatnya, sehingga nonoknya dapat meremas serta mengocok- ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek- gesek bilik bagian dalam nonoknya. Dikala ia duduk sangat ke dasar, kontolku terasa sekali menusuk keras nonoknya, nikmat yang kurasakan tidak bisa kulukiskan dengan perkata lagi. nonoknya terus menjadi lama terus menjadi basah sehingga keberadaan kontolku dalam nonoknya telah tidak sesesak tadi.
Kesimpulannya diapun telah tidak kokoh lagi menahan napsunya. Ia tidak sanggup lagi mengangkut serta merendahkan pantatnya semacam tadi, saat ini ia cuma dapat terduduk dalam posisi kontolku masih tertancap di dalam nonoknya. Digoyang- goyangkan saja pantatnya sembari duduk di pangkuanku. Kedua tanganku sedari tadi asik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit serta kupilin- pilinnya sehingga memunculkan sensasi tertentu menurutnya. Saya tidak sanggup bertahan lama merasakan goyangan yang ia jalani.
“ Aduuh..! Yang, hebat banget empotan nonok kalian! Saya nyaris ngecret nich!” seruku sembari senantiasa memilin pentilnya.“ Kita keluarin bersama pah” sahutnya sembari memesatkan goyangannya.
Saya telah betul- betul tidak sanggup bertahan lebih lama lagi sampai kudorong ia sedikit ke depan sembari ia berdiri, sehingga letaknya menungging membelakangiku sembari berpegangan ke wastafel, namun kontolku masih menancap di dalam nonoknya. Saya berdiri sembari mengambil alih game, saya mengocok- ngocokkan kontolku keluar masuk nonoknya dalam posisi doggy gaya.
“ Aa.. Aacch!” saat ini giliranku yang menyeracau tidak karuan. pejuku langsung muncrat keluar penuhi nonoknya.
Bertepatan dengan itu, ia juga hadapi perihal yang seragam, kurasakan kedutan nonoknya berkali- kali dikala ia nyampe. Kami nyampe dalam waktu nyaris bertepatan sampai nonoknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung sepenuhnya. Cairan kami yang sudah tercampur itu, meleleh keluar lewat celah nonoknya serta merembes keluar sampai membasahi perutnya sebab letaknya masih separuh menungging dikala itu.
Kami juga mandi bersama- sama bagaikan sejoli pengantin baru. Sehabis berakhir mandi serta mengeringkan badan kami tiap- tiap dengan handuk. Saya lekas mengenakan pakaianku, saya pamit buat mengawali kegiatan rutinku. Ia tersenyum sangat manis mengiringi kepergianku
