Cerita Sex Aku di Perkosa Mas Bimo

 

 

Cerita Sex Aku di Perkosa Mas Bimo

 

 

Cerita Sex Aku di Perkosa Mas Bimo. Namaku Ayu, umurku 26 tahun. Saya telah menikah, suamiku bernama Aldo, usianya 32 tahun. Kami tinggal di perumahan sederhana di wilayah Cikarang. suami sudah menikah sepanjang 3 tahun, tetapi hingga saat ini kami belum memberikan generasi. Bukan kami terencana untuk menundanya, tapi mungkin

memanglah tuhan belum mempercayai kami.

Keseharianku merupakan seseorang Bunda rumahtangga, sedangkan suamiku merupakan seseorang karyawan swasta. Suamiku bekerja disebuah industri jasa pemeliharaan mesin pabrik. Ia kerap ditugaskan keluar kota untuk melakukan perawatan revisi mesin pabrik yang jadi klien di industri tempat suamiku bekerja.

Yang mau saya ceritakan kali ini merupakan peristiwa yang menimpaku sebagian sebagian bulan yang kemudian. Dikala itu saya lagi sendirian di rumah, suamiku lagi terletak diluar Jambi

Dikala itu dekat jam 09:00 malam, saya kembali menyaksikan Televisi seseorang dirumah, terdengar suara seorang mengetuk pintu pagar rumahku, sambil memanggil nama suamiku.

Setelah itu saya mengintip dari cermin jendela depan. Oh, nyatanya mas Bimo yang mengetuk pintu pagar. Mas Bimo merupakan orang sebelah depan rumahku. Akupun melakukan pekerjaan membuka pintu serta keluar membahas mas Bima.

“Ada apa mas, kok tumben nyari mas Aldo malam- malem, orangnya lagi di Pekanbaru mas” tanyaku kepada mas Bima

” Ini mbak Ayu, saya ingin minjem mesin Bor, ingin pasang gantungan handuk di kamar mandi”, jawab mas Bima

“Ooo, yaudah mas masuk aja, ambil saja sendiri, umumnya mas Aldo nyimpen alat- alatnya di kotak perlengkapan”, ucapku kepada mas Bima, sambil mempersilahkan mas Bimo masuk ke rumahku.

Mas Bimo setelah itu masuk ke rumah menjajaki ku dari balik. Setelah itu saya menampilkan kotak dimana suamiku biasa menaruh perlengkapannya. Mas Bimo setelah itu membuka kotak& mengambil mesin Bor yang terdapat didalamnya.

Setelah itu ia mencoba menyambungkan listriknya ke colokan, serta nyatanya mesin itu rusak.” Yaahh, ini mesinnya rusak Vie” ucap mas Bimo dengan raut muka kecewa.

“Yaudah mas nanti aja kalau suami Ayu kembali, mas pinjem aja yang biasa dipakai kerja suami Ayu”, ucapku. Mas Bimo hanya mengangguk lesu

“O iya Vie, kalian tadi kenapa, kok buka pintunya lama, tadi saya ketok ketok pagar cukup lama Lo”, tanya mas Bimo sambil tersenyum

” Tadi Ayu ngintip dulu mas, kan khawatir pula malam malam ada yang tiba, apalagi cocok mas Aldo lagi ga dirumah”, jawabku

“Emangnya Aldo sudah berapa lama di Pekanbaru, kok saya baru tau”, tanya Nya lagi

” Udah 3 hari mas”, jawabku

“Wah kalian kesepian dong ditinggal suamimu udah 3 hari”, tanyanya sambil tersenyum

” Udah biasa mas, mas Aldo kan emang kerap ditugaskan keluar kota” jawabku

“Saya pula lagi sendirian ini Vie, anak&istriku lagi pulkam, mertua lagi sakit” ucap mas Bima

“Lha mas Bimo ga ikutan kembali”, tanya ku

“Ga, aku ga dapet manis Vie”, jawabnya

Seketika mas Bimo mendekatiku, ia memegang & penempatan rambutku. Saya berusaha menepisnya. Tetapi setelah itu ia menariknya dengan keras

“Kalian menawan banget Vie, aku suka sama kalian” ucap mas Bima

Saya berusaha menjauhinya, tetapi ia dengan agresif menariknya

Saya pernah memberontak. Tetapi, mas Bimo sangat kokoh sehingga dia dapat menarikku ke dalam kamar.

Di kamar

terdapat suatu kasur tanpa tempat tidur. Saya duduk di sana dengan takut-takut. Sehabis menutup pintu, seketika mas Bimo membuka bajunya. Sesaat aku terpesona memandangi dada yang begitu bidang serta perut yang kotak-kotak. mas Bimo memelukku sampai aku terjatuh ke kasur, lalu berbisik,

“ Ayu, mari layani saya. Jangan berteriak!”

Saya tersentak serta berusaha memberontak. Benak negatifku teruji, dia ingin memperkosaku! Tapi, saya tidak berani berteriak. Mas Bimo berusaha menciumku, tapi aku menolaknya dengan menggeleng-gelengkan kepala.

“Jangan Mas…jangan…kumohon!!” saya menghiba serta terisak

Tanpa mempedulikan permohonanku dia terus berusaha menyosor bibirku. Pada suatu peluang, kesimpulannya sukses melumat bibirku. Tangannya yang agresif itu mulai meraba-raba payudaraku. Dia melaksanakannya dengan tegas khas lelaki yang kokoh. Sesekali dia pula melakukannya dengan lembut. Saya betul- betul terbuat dari belingsatan. Saya matian berusaha menahan nafsu yang mulai melandaku. Tetapi saya tidak dapat menipu diri saya sendiri. Entah kenapa lambat- laun saya mulai membalas ciuman mas Bimo yang menggairahkan itu. Apalagi kala mas Bimo memelorotkan Daster yang kupakai, saya tidak menolaknya sama sekali! Mas Bimo puas kedua, lalu menciumnya menuju ke ketiakku. Dia melepas BH- ku sampai kedua buah dadaku yang padat serta kencang itu tersingkap. Mas Bimo meremas-remas payudaraku sambil selalu menjilati ketiakku. Sesekali tangan pula meraba- raba puting susuku dengan lembut. Oh, rasanya nikmat sekali. Saya menggigit bibir bawahku karena keenakan.

“Mas Aldo…maaf, Ayu tidak mampu lagi” tangisku dalam hati

Saya merasa bersalah sekali. Saya sudah membiarkan orang lain yang bukan suamiku menjarah tubuhku, mencumbuiku dan menikmati payudaraku. Sementara itu, sepanjang ini yang dapat dilaksanakan hanya Mas Aldo , suamiku. Tetapi saya membela diri jika saya tidak memiliki opsi lain. Bila pemberontakan, dapat saja mas Bimo membunuhku.

Nafsu juga terus menjadi menguasaiku. Saya meremas-remas kepala mas Bimo sambil mendesah- desah.

Ciuman mas Bimo terus turun sampai menggapai perutku. Saya mengerang keenakan. Tangannya yang kuat itu berupaya memerdekakan celana dalam warna pink yang kupakai. Bukannya menolaknya, saya malah mengangkut tubuhku biar celana dalamku mudah dilepas. Saat ini saya betul- betul telanjang bulat. Mas Bimo membuka kedua pahaku, lalu mengamati memek ku yang ditumbuhi bulu-bulu yang agak rimbun itu. Warnanya memek ku sangat basah. Saya merasa malu sekali. Mas Bimo merupakan orang awal yang mengamati kemaluanku tidak hanya suamiku sendiri. Seketika itu juga, kepala mas Bimo masuk ke pangkal pahaku, lalu dicium serta menjilati memek ku.

“Aaakhhh… ssshhh” aku menjerit kecil sambil menggigit bibir. |Rayuanjanda.com

Baru kali ini saya dioral. Apalagi Mas Aldo juga belum sempat memainkannya sama sekali. Saya serasa terbang di awang-awang. Rasanya sangat nikmat! Mas Bimo kayaknya mengetahui di mana titik- titik sensitif seseorang perempuan. Dikala itu saya betul- betul tidak mempedulikan statusku lagi sebagai istri Mas Aldo. Saya membawa ke langit ketujuh oleh Bima. Saya mengencangkan kedua pahaku sampai kepala mas Bimo jadi agak terjepit. Meski begitu, mungkin itu tidak mengganggu aktivitasnya. Dia selalu mengoralku, sedangkan meremas-remas payudaraku.

Saya tidak dapat membayangkan, apa yang terjadi ketika Mas Aldo melihatku dalam keadaan seperti ini. Tentu diaakan sangat marah& meminta kami berdua

Sebagian lama setelah itu, mas Bimo menyudahi mengoralku.

Dia melepas celana pendeknya sekalian celana dalamnya dengan kilat. Astaga, penis mas Bimo sangat besar sekali! Tegak serta betul- betul tampak kuat, sangat serasi dengan badannya yang perkasa itu. Mas Bimo membangunkanku, lalu memaksaku buat mengoralnya. Saya juga menuruti keinginannya dengan sebagian terpaksa. Lagi-lagi ini merupakan pengalaman pertamaku. Saya mencium penis mas Bimo dengan canggung, kemudian mulai mengoralnya. Rasanya asin. Mas Bimo kayaknya suka sekali dengan caraku mengoralnya. Tangannya meremas kepalaku, serta sesekali menghilangkan rambutku yang panjang itu dari mukaku. Seketika itu juga saya merasa hina. Saya merupakan seseorang istri baik-baik, tetapi saat ini malah mengoral seseorang pria yang bukan suamiku. Mas Bimo menarik penisnya dari mulutku, lalu melumat bibirku. Saya membalas ciumannya dengan penuh gairah. Lidahku serta lidahnya silih terpagut. Aku tidak tahu apa yang terjalin denganku, semuanya berjalan begitu saja.

Kedua penerimaan secara otomatis merangkul. Siapa pun yang memandang kami tentu setuju kalau adegan itu bukan merupakan suatu rencana. Mas Bimo kembali menidurkanku, kemudian membuka kedua pahaku yang sintal serta padat berisi itu. memek ku juga terbuka lebaran. Bulu-bulu hitamnya tampak kontras dengan pahaku yang putih. Saya telah betul- betul pasrah. Dia menjilati leher serta ketiakku, kemudian perlahan-lahan mulai memasukkan penisnya ke memek ku.

“Jangan… jangan… jangan….” di mulutku menolak serta tubuhku meronta buat menjauhi disetubuhi olehnya, tetapi memek ku terasa gatal sekali. Di satu sisi saya mau lekas menikmati penis besar mas Bimo yang terlihat lebih perkasa dari kepunyaan Mas Aldo itu, tetapi di sisi lain hati nuraniku mengatakan buat melindungi kesucianku sebagai istri Mas Aldo .

“Aaaaaaah….” Saya menjerit kecil dikala penis mas Bimo sukses masuk ke liang kenikmatanku.Rayuanjanda.com

Saya mendongakkan kepalaku ke atas serta membusungkan dadaku. Nikmatnya sangat tidak terkatakan! Selanjutnya mas Bimo mulai menyetubuhiku. Saya mendesah- desah dengan penuh gairah dikala mas Bimo menggenjotku. Badannya bersimbah peluh. Begitu pula dengan tubuhku. Saya meraba-raba dada yang bidangnya serta gagah itu. Dikala itu pula saya tidak dapat mencermati nuraniku lagi, saya juga larut dalam nikmatnya birahi. Sehabis sebagian lama, kami juga mengubah posisi. Ia menyuruhku nungging, kemudian mulai menggenjotku dari balik. Tangannya menggenggam kedua pinggangku. Aaah, mas Bimo betul- betul pintar bercinta. Desahanku juga terus menjadi keras saja. Saya tidak hirau jika hingga terdapat orang yang mencermatinya. Tubuhku meliuk-liuk tidak beraturan. Sehabis sebagian lama, kami berpindah posisi lagi. Kali ini saya kembali terletak di dasar, sedangkan mas Bimo menggenjotku dari atas sambil mengamati wajahku yang tampak memerah karena keenakan. Saya merasa malu sekali melihatnya dalam kondisi seperti itu. Tapi, saya sudah tidak bekerja lagi. Saya nyaris keluar, serta mas Bimo masih terus menggenjotku.

“Lebih kilat lagi, Mas…lebih kilat lagi….” Ujarku, lirih.” Tolong nanti dikeluarin di luar, Mas.” lanjutku lagi.

Tidak disangka, mas Bimo malah memperlambat genjotannya. Perihal ini membuatku belingsetan.

“Mari Mas, dicepetin lagi….” saya memandang mas Bimo dengan pemikiran sayu sambil meminta kepadanya, sangat saya benar-benar yakin akan harga diri saya sendiri.

“Saya ingin ngeluarin di dalem. Boleh, kan? Saya ingin menghamili kalian,” kata mas Bimo sambil menggerenyotkan bibir.

Saya tersentak kaget. Perkataannya betul- betul kurang terbuka.Rayuanjanda.com

“Jangan mas! Ayu mohon, keluarin di luar aja,” ucapku sambil berusaha menggoyang- goyangkan pinggulku sendiri, karena genjotan mas Bimo jadi sangat lelet.

Mas Bimo diam saja, lalu betul- betul menghentikan genjotannya.

“Mas, mari mas… tolong….” saya betul- betul meminta dia biar ia melanjutkan genjotannya. Semacam ada suatu yang ingin meledak di dalam memek ku , tetapi tertahan sehingga menimbulkan risiko.

Mas Bimo masih diam. Saya sudah tidak tahan lagi, lalu berkata dengan lirih serta pasrah kepadanya, “Ya udah Mas, keluarin di dalem.”

“Apanya Vie? Ngomong yang jelas” Ucap mas Bima.

“Keluar di dalem aja biar Ayuberbadan dua! Mas Bimo boleh menghamili Ayu! Mari Mas, hamili Ayu!” saya sebagian berteriak.

Saya kaget mendengar ucapanku sendiri. Warnanya saya betul- betul telah memahami nafsu sehingga mengucapkan kata yang tidak senonoh itu, betapa murahnya saya menyadari diri saya jadi semacam ini. Mas Bimo tersenyum penuh kemenangan, kemudian kembali menggenjotku. Saya mendesah- desah tidak karuan. Tanganku menggapai-gapai barang apa juga yang dapat kugenggam.

“Sedikit lagi… sedikit lagi… ayoo….” saya terus menyerocos. Saya mulai mendekati puncak kenikmatan. Belum sempat saya merasakan proses yang begitu hebat semacam ini, karena sepanjang ini Mas Aldo tidak sanggup mengimbangiku.

Kayaknya mas Bimo pula ingin keluar. Dia memelukku dari atas, lalu melumat bibirku. Saya membalas ciumannya dengan panas. Saya juga memeluk punggung dengan erat. Payudaraku menempel dengan ketat di dada yang perkasa. Mas Bimo terus menjadi memesatkan genjotannya. Desahanku terus menjadi keras, namun tidak terdengar jelas karena bibirku lagi dilumat oleh mas Bima. Beberapa detik kemudian….

“AAaaaaahhh!!!” saya berteriak sambil membusungkan dada.Rayuanjanda.com

Tubuhku melengkung ke atas. Pangkal pahaku bergetar hebat. Jari- jari mencengkeram punggung mas Bimo dengan kokoh. Saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan yang belum sempat saya rasakan. Saya betul- betul terbang ke puncak kenikmatan dunia. Badan mas Bimo pula terasa bergetar. Warnanya kami orgasme bersama- bersama. Mani kepunyaan mas Bimo memancar dengan kokoh serta membanjiri liang kehormatanku. Saya sudah membiarkan cairan spermanya masuk ke dalam memek ku . Kami bersama diam, bisa jadi masih menghayati sisa-sisa kenikmatan yang ada. Nafas kami terengah-engah.

Hingga setelah itu badan mas Bimo ambruk di sampingku. Sedangkan aku yang mulai sadar, teringat suamiku. Saya cuma dapat menutup diatas kasur Sabil menangis. Saya merasa sangat kotor, dirahimku saat ini sudah tertanam benih lelaki lain tidak hanya suamiku.

Sesaat setelah itu saya merasakan tangan mas Bimo kembali memelukku dari balik. Saya berusaha menepisnya, tetapi ia sangat kokoh, sampai saya hanya dapat pasrah. Ia menyampaikan permintaan maafnya, tetapi ia juga kembali mencumbuiku. Serta badannya yang perkasa kembali menaikiku. Saya cuma dapat pasrah kala penisnya yang besar& panjang itu kembali menelusup merambah memek ku .

Serta buat berulang kali kami kembali bercinta. Total malam itu mas Bimo sukses menyetubuhiku sebanyak 3 kali.

Sejak peristiwa itu, tiap suamiku lagi keluar kota, mas Bimo selalu menuntut masuk ke rumahku serta kembali menyetubuhiku sampai dikala ini. Namaku Ayu, umurku 26 tahun. Saya telah menikah, suamiku bernama Aldo , usianya 32 tahun. Kami tinggal di perumahan sederhana di wilayah Cikarang. Saya& suami sudah menikah sepanjang 3 tahun, tetapi hingga saat ini kami belum memberikan generasi. Bukan kami terencana untuk menundanya, tapi mungkin

memanglah tuhan belum mempercayai kami.Rayuanjanda.com

Keseharianku merupakan seseorang Bunda rumahtangga, sedangkan suamiku merupakan seseorang karyawan swasta. Suamiku bekerja disebuah industri jasa pemeliharaan mesin pabrik. Ia kerap ditugaskan keluar kota untuk melaksanakan perawatan& revisi mesin pabrik yang jadi klien di industri tempat suamiku bekerja.

Yang mau saya ceritakan kali ini merupakan peristiwa yang menimpaku sebagian sebagian bulan yang kemudian. Dikala itu saya lagi sendirian di rumah, suamiku lagi terletak diluar kota( Pekanbaru, Riau)

Dikala itu dekat jam 09:00 malam, saya kembali menyaksikan Televisi seseorang dirumah, terdengar suara seorang mengetuk pintu pagar rumahku, sambil memanggil nama suamiku.

Setelah itu saya mengintip dari cermin jendela depan. Oh, nyatanya mas Bimo yang mengetuk pintu pagar. Mas Bimo merupakan orang sebelah depan rumahku. Akupun melakukan pekerjaan membuka pintu serta keluar membahas mas Bima.

“Ada apa mas, kok tumben nyari mas Aldo malam- malem, orangnya lagi di Pekanbaru mas” tanyaku kepada mas Bima

” Ini mbak Ayu, saya ingin minjem mesin Bor, ingin pasang gantungan handuk di kamar mandi”, jawab mas Bima

” Ooo, yaudah mas masuk aja, ambil saja sendiri, umumnya mas Aldo nyimpen alat- alatnya di kotak perlengkapan”, ucapku kepada mas Bima, sambil mempersilahkan mas Bimo masuk ke rumahku.Rayuanjanda.com

Mas Bimo setelah itu masuk ke rumah menjajaki ku dari balik. Setelah itu saya menampilkan kotak dimana suamiku biasa menaruh perlengkapannya. Mas Bimo setelah itu membuka kotak& mengambil mesin Bor yang terdapat didalamnya.

Setelah itu ia mencoba menyambungkan listriknya ke colokan, serta nyatanya mesin itu rusak.” Yaahh, ini mesinnya rusak Vie” ucap mas Bimo dengan raut muka kecewa.

“Yaudah mas nanti aja kalau suami Ayu kembali, mas pinjem aja yang biasa dipakai kerja suami Ayu”, ucapku. Mas Bimo hanya mengangguk lesu

“O iya Vie, kalian tadi kenapa, kok buka pintunya lama, tadi saya ketok ketok pagar cukup lama Lo”, tanya mas Bimo sambil tersenyum

” Tadi Ayu ngintip dulu mas, kan khawatir pula malam malam ada yang tiba, apalagi cocok mas Aldo lagi ga dirumah”, jawabku

“Emangnya Aldo sudah berapa lama di Pekanbaru, kok saya baru tau”, tanya Nya lagi

” Udah 3 hari mas”, jawabku

“Wah kalian kesepian dong ditinggal suamimu udah 3 hari”, tanyanya sambil tersenyum

” Udah biasa mas, mas Aldo kan emang kerap ditugaskan keluar kota” jawabku

“Saya pula lagi sendirian ini Vie, anak&istriku lagi pulkam, mertua lagi sakit” ucap mas Bima

“Lha mas Bimo ga ikutan kembali”, tanya ku

“Ga, aku ga dapet manis Vie”, jawabnya

Seketika mas Bimo mendekatiku, ia memegang & penempatan rambutku. Saya berusaha menepisnya. Tetapi setelah itu ia menariknya dengan keras

“Kalian menawan banget Vie, aku suka sama kalian” ucap mas Bima

Saya berusaha menjauhinya, tetapi ia dengan agresif menariknya

Saya pernah memberontak. Tetapi, mas Bimo sangat kokoh sehingga dia dapat menarikku ke dalam kamar.

Di kamar

terdapat suatu kasur tanpa tempat tidur. Saya duduk di sana dengan takut-takut. Sehabis menutup pintu, seketika mas Bimo membuka bajunya. Sesaat aku terpesona memandangi dada yang begitu bidang serta perut yang kotak-kotak. mas Bimo memelukku sampai aku terjatuh ke kasur, lalu berbisik,

“ Ayu, mari layani saya. Jangan berteriak!”

Saya tersentak serta berusaha memberontak. Benak negatifku teruji, dia ingin memperkosaku! Tapi, saya tidak berani berteriak. Mas Bimo berusaha menciumku, tapi aku menolaknya dengan menggeleng-gelengkan kepala.

“Jangan Mas…jangan…kumohon!!” saya menghiba serta terisak

Tanpa mempedulikan permohonanku dia terus berusaha menyosor bibirku. Pada suatu peluang, kesimpulannya sukses melumat bibirku. Tangannya yang agresif itu mulai meraba-raba payudaraku. Dia melaksanakannya dengan tegas khas lelaki yang kokoh. Sesekali dia pula melakukannya dengan lembut. Saya betul- betul terbuat dari belingsatan. Saya matian berusaha menahan nafsu yang mulai melandaku. Tetapi saya tidak dapat menipu diri saya sendiri. Entah kenapa lambat- laun saya mulai membalas ciuman mas Bimo yang menggairahkan itu. Apalagi kala mas Bimo memelorotkan Daster yang kupakai, saya tidak menolaknya sama sekali! Mas Bimo puas kedua, lalu menciumnya menuju ke ketiakku. Dia melepas BH- ku sampai kedua buah dadaku yang padat serta kencang itu tersingkap. Mas Bimo meremas-remas payudaraku sambil selalu menjilati ketiakku. Sesekali tangan pula meraba- raba puting susuku dengan lembut. Oh, rasanya nikmat sekali. Saya menggigit bibir bawahku karena keenakan.Rayuanjanda.com

“Mas Aldo…maaf, Ayu tidak mampu lagi” tangisku dalam hati

Saya merasa bersalah sekali. Saya sudah membiarkan orang lain yang bukan suamiku menjarah tubuhku, mencumbuiku dan menikmati payudaraku. Sementara itu, sepanjang ini yang dapat dilaksanakan hanya Mas Aldo , suamiku. Tetapi saya membela diri jika saya tidak memiliki opsi lain. Bila pemberontakan, dapat saja mas Bimo membunuhku.

Nafsu juga terus menjadi menguasaiku. Saya meremas-remas kepala mas Bimo sambil mendesah- desah.

Ciuman mas Bimo terus turun sampai menggapai perutku. Saya mengerang keenakan. Tangannya yang kuat itu berupaya memerdekakan celana dalam warna pink yang kupakai. Bukannya menolaknya, saya malah mengangkut tubuhku biar celana dalamku mudah dilepas. Saat ini saya betul- betul telanjang bulat. Mas Bimo membuka kedua pahaku, lalu mengamati memek ku yang ditumbuhi bulu-bulu yang agak rimbun itu. Warnanya memek ku sangat basah. Saya merasa malu sekali. Mas Bimo merupakan orang awal yang mengamati kemaluanku tidak hanya suamiku sendiri. Seketika itu juga, kepala mas Bimo masuk ke pangkal pahaku, lalu mencium serta menjilati memek ku .

“Aaakhhh… ssshhh” aku menjerit kecil sambil menggigit bibir.

Baru kali ini saya dioral. Apalagi Mas Aldo juga belum sempat memainkannya sama sekali. Saya serasa terbang di awang-awang. Rasanya sangat nikmat! Mas Bimo kayaknya mengetahui di mana titik- titik sensitif seseorang perempuan. Dikala itu saya betul- betul tidak mempedulikan statusku lagi sebagai istri Mas Aldo. Saya membawa ke langit ketujuh oleh Bima. Saya mengencangkan kedua pahaku sampai kepala mas Bimo jadi agak terjepit. Meski begitu, mungkin itu tidak mengganggu aktivitasnya. Dia selalu mengoralku, sedangkan meremas-remas payudaraku.

Saya tidak dapat membayangkan, apa yang terjadi ketika Mas Aldo melihatku dalam keadaan seperti ini. Tentu diaakan sangat marah& meminta kami berdua

Sebagian lama setelah itu, mas Bimo menyudahi mengoralku.Rayuanjanda.com

Dia melepas celana pendeknya sekalian celana dalamnya dengan kilat. Astaga, penis mas Bimo sangat besar sekali! Tegak serta betul- betul tampak kuat, sangat serasi dengan badannya yang perkasa itu. Mas Bimo membangunkanku, lalu memaksaku buat mengoralnya. Saya juga menuruti keinginannya dengan sebagian terpaksa. Lagi-lagi ini merupakan pengalaman pertamaku. Saya mencium penis mas Bimo dengan canggung, kemudian mulai mengoralnya. Rasanya asin. Mas Bimo kayaknya suka sekali dengan caraku mengoralnya. Tangannya meremas kepalaku, serta sesekali menghilangkan rambutku yang panjang itu dari mukaku. Seketika itu juga saya merasa hina. Saya merupakan seseorang istri baik-baik, tetapi saat ini malah mengoral seseorang pria yang bukan suamiku. Mas Bimo menarik penisnya dari mulutku, lalu melumat bibirku. Saya membalas ciumannya dengan penuh gairah. Lidahku serta lidahnya silih terpagut. Aku tidak tahu apa yang terjalin denganku, semuanya berjalan begitu saja.

Kedua penerimaan secara otomatis merangkul. Siapa pun yang memandang kami tentu setuju kalau adegan itu bukan merupakan suatu rencana. Mas Bimo kembali menidurkanku, kemudian membuka kedua pahaku yang sintal serta padat berisi itu. memek ku juga terbuka lebaran. Bulu-bulu hitamnya tampak kontras dengan pahaku yang putih. Saya telah betul- betul pasrah. Dia menjilati leher serta ketiakku, kemudian perlahan-lahan mulai memasukkan penisnya ke memek ku .

“Jangan… jangan… jangan….” di mulutku menolak serta tubuhku meronta buat menjauhi disetubuhi olehnya, tetapi memek ku terasa gatal sekali. Di satu sisi saya mau lekas menikmati penis besar mas Bimo yang terlihat lebih perkasa dari kepunyaan Mas Aldo itu, tetapi di sisi lain hati nuraniku mengatakan buat melindungi kesucianku sebagai istri Mas Aldo .

“Aaaaaaah….” Saya menjerit kecil dikala penis mas Bimo sukses masuk ke liang kenikmatanku.

Saya mendongakkan kepalaku ke atas serta membusungkan dadaku. Nikmatnya sangat tidak terkatakan! Selanjutnya mas Bimo mulai menyetubuhiku. Saya mendesah- desah dengan penuh gairah dikala mas Bimo menggenjotku. Badannya bersimbah peluh. Begitu pula dengan tubuhku. Saya meraba-raba dada yang bidangnya serta gagah itu. Dikala itu pula saya tidak dapat mencermati nuraniku lagi, saya juga larut dalam nikmatnya birahi. Sehabis sebagian lama, kami juga mengubah posisi. Ia menyuruhku nungging, kemudian mulai menggenjotku dari balik. Tangannya menggenggam kedua pinggangku. Aaah, mas Bimo betul- betul pintar bercinta. Desahanku juga terus menjadi keras saja. Saya tidak hirau jika hingga terdapat orang yang mencermatinya. Tubuhku meliuk-liuk tidak beraturan. Sehabis sebagian lama, kami berpindah posisi lagi. Kali ini saya kembali terletak di dasar, sedangkan mas Bimo menggenjotku dari atas sambil mengamati wajahku yang tampak memerah karena keenakan. Saya merasa malu sekali melihatnya dalam kondisi seperti itu. Tapi, saya sudah tidak bekerja lagi. Saya nyaris keluar, serta mas Bimo masih terus menggenjotku.

“Lebih kilat lagi, Mas…lebih kilat lagi….” Ujarku, lirih.” Tolong nanti dikeluarin di luar, Mas.” lanjutku lagi.

Tidak disangka, mas Bimo malah memperlambat genjotannya. Perihal ini membuatku belingsetan.

“Mari Mas, dicepetin lagi….” saya memandang mas Bimo dengan pemikiran sayu sambil meminta kepadanya, sangat saya benar-benar yakin akan harga diri saya sendiri.

“Saya ingin ngeluarin di dalem. Boleh, kan? Saya ingin menghamili kalian,” kata mas Bimo sambil menggerenyotkan bibir.

Saya tersentak kaget. Perkataannya betul- betul kurang terbuka.

“Jangan mas! Ayu mohon, keluarin di luar aja,” ucapku sambil berusaha menggoyang- goyangkan pinggulku sendiri, karena genjotan mas Bimo jadi sangat lelet.

Mas Bimo diam saja, lalu betul- betul menghentikan genjotannya.

“Mas, mari mas… tolong….” saya betul- betul meminta dia biar ia melanjutkan genjotannya. Semacam ada suatu yang ingin meledak di dalam memek ku , tetapi tertahan sehingga menimbulkan risiko.

Mas Bimo masih diam. Saya sudah tidak tahan lagi, lalu berkata dengan lirih serta pasrah kepadanya, “Ya udah Mas, keluarin di dalem.”

“Apanya Vie? Ngomong yang jelas” Ucap mas Bima.

“Keluar di dalem aja biar Ayu berbadan dua! Mas Bimo boleh menghamili Ayu! Mari Mas, hamili Ayu!” saya sebagian berteriak.

Saya kaget mendengar ucapanku sendiri. Warnanya saya betul- betul telah memahami nafsu sehingga mengucapkan kata yang tidak senonoh itu, betapa murahnya saya menyadari diri saya jadi semacam ini. Mas Bimo tersenyum penuh kemenangan, kemudian kembali menggenjotku. Saya mendesah- desah tidak karuan. Tanganku menggapai-gapai barang apa juga yang dapat kugenggam.

BACA JUGA : https://rayuanjanda.com/cerita-sex-aku-menggenjot-adikku/

“Sedikit lagi… sedikit lagi… ayoo….” saya terus menyerocos. Saya mulai mendekati puncak kenikmatan. Belum sempat saya merasakan proses yang begitu hebat semacam ini, karena sepanjang ini Mas Aldo tidak sanggup mengimbangiku.

Kayaknya mas Bimo pula ingin keluar. Dia memelukku dari atas, lalu melumat bibirku. Saya membalas ciumannya dengan panas. Saya juga memeluk punggung dengan erat. Payudaraku menempel dengan ketat di dada yang perkasa. Mas Bimo terus menjadi memesatkan genjotannya. Desahanku terus menjadi keras, namun tidak terdengar jelas karena bibirku lagi dilumat oleh mas Bima. Beberapa detik kemudian….

“AAaaaaahhh!!!” saya berteriak sambil membusungkan dada.Rayuanjanda.com

Tubuhku melengkung ke atas. Pangkal pahaku bergetar hebat. Jari- jari mencengkeram punggung mas Bimo dengan kokoh. Saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan yang belum sempat saya rasakan. Saya betul- betul terbang ke puncak kenikmatan dunia. Badan mas Bimo pula terasa bergetar. Warnanya kami orgasme bersama- bersama. Mani kepunyaan mas Bimo memancar dengan kokoh serta membanjiri liang kehormatanku. Saya sudah membiarkan cairan spermanya masuk ke dalam memek ku . Kami bersama diam, bisa jadi masih menghayati sisa-sisa kenikmatan yang ada. Nafas kami terengah-engah.

Hingga setelah itu badan mas Bimo ambruk di sampingku. Sedangkan aku yang mulai sadar, teringat suamiku. Saya cuma dapat menutup diatas kasur Sabil menangis. Saya merasa sangat kotor, dirahimku saat ini sudah tertanam benih lelaki lain tidak hanya suamiku.

Sesaat setelah itu saya merasakan tangan mas Bimo kembali memelukku dari balik. Saya berusaha menepisnya, tetapi ia sangat kokoh, sampai saya hanya dapat pasrah. Ia menyampaikan permintaan maafnya, tetapi ia juga kembali mencumbuiku. Serta badannya yang perkasa kembali menaikiku. Saya cuma dapat pasrah kala penisnya yang besar& panjang itu kembali menelusup merambah memek ku .

Serta buat berulang kali kami kembali bercinta. Total malam itu mas Bimo sukses menyetubuhiku sebanyak 3 kali.

Sejak peristiwa itu, tiap suamiku lagi keluar kota, mas Bimo selalu menuntut masuk ke rumahku serta kembali menyetubuhiku sampai dikala ini.

Bersambung