
Cerita Sex Anak Kuliah Yang Menggoda Sex ku
Cerita Sex Anak Kuliah Yang Menggoda Sex ku. Perjalanan pulang ke rumahku pada liburan kuliahku waktu itu memang melelahkan.Selain padatnya jalanan akibat musim liburan sekolah, hujan lebat juga terus mengguyur sepanjang perjalanan.Tapi aku membayangkan hangatnya kamarku membuat aku mampu menembus hujan deras itu di atas motorku. Beberapa jam kemudian sampailah aku di gang rumahku. Gang itu tadinya hanya sebuah kebun, kini berdiri tiga rumah di situ. Rumahku, rumah pak Alung di belakang rumahku dan rumah pak Jamees di samping rumahku.
Hujan turun semakin deras saat aku buka gerbang rumahku dan melihat Adel, anak gadis tertua pak James duduk sendirian di depan rumahnya. Ia nampak meringkuk kedinginan di bangku depan rumahnya. Kuhampiri dia dan bertanya. “Adel, ngapain kok di depan rumah aja? Baru pulang Kuluah ya?”
“Iya, mas. Aku baru pulang Kuliah. Tapi ternyata bapak, ibu & adik2ku mendadak pergi ke luar kota menengok Sepupu ku . Kunci rumah yang aku pegang hilang waktu Kuliah, jadi aku bingung harus ke mana. Mau ke rumah mas, bapak dan ibu mas juga sedang ke luar kota. aku ke rumah pak Alung, ternyata nggak ada siapa2. Mau ke rumah teman tapi hujan deras” Jawabnya sambil memandangku.
Pandangan matanya sungguh cantik. Adel memang cantik. Di umurnya yang berkepala 2 itu, tubuhnya terbilang menggoda. Di tempatnya dia kuliah, ia dikenal sebagai sorang mawar kuliah .
Karena aku pun kedinginan basah kuyup, sementara hujan semakin deras, aku pun berbasa-basi menawarinya untuk berteduh di rumahku. Di luar dugaan ku ternyata dia setuju.Tanpa banyak bicara, kubukakan gerbang dan pintuku dan mempersilahkannya duduk di ruang keluarga. Ruang yang cukup hangat.
Adel berterimakasih dan masuk sambil menggigil kedinginan lalu aku tersadar, ternyata pakaian seragam sekolah yang dikenakannya basah kuyup. Lekuk2 tubuhnya terlihat jelas karena pakaiannya lekat menempel. Sempat terlintas pikiran nakal yang membangunkan hasratku. Tapi cepat2 kusingkirkan pikiran itu. Besar resikonya kalau “ngewe” anak tetangga sendiri hahaha.
Segera kuambilkan handuk, kaos, celana training dan jaket dan kuberikan padanya. ” Adel, ganti aja dulu. Kalau perlu mandi aja sekalian di kamar mandi depan ya. Aku mandi di kamar mandi belakang.” Adel pun mengangguk.
Sekilas terbersit di pikiranku, ada kemungkinan Adel akan menanggalkan Handuk dan hanya mengenakan pakaian yang aku berikan. Pikiran nakal dan bayangan tubuh indah yang sedang mandi di kamar mandi depan terus membayangi otakku. Sehingga aku pun tidak dapat menahan diri untuk onani membayangkan nikmatnya tubuh Adel.
Lima belas menit kemudian, terdengar telepon. Kuangkat dan ternyata ibuku yang menyuruhku meminta Adel menginap di rumah saja. Ternyata orangtua Adel menelpon orangtuaku dan menitipkan Adel pada mereka. Aha!!! Pikiran setanku makin menari-nari. Kusampaikan pesan orangtuaku dan orangtuanya pada Adel.
“Ya udah, kamu tidur aja di kamar tengah, kamar tamu. Kalo butuh apa2 atau pengen makan ambil aja sendiri” Kataku.
“Iya, mas makasih. Aku nonton sinetron dulu ya. Boleh kan?” Jawabnya.
“Boleh donk. Oiya, aku laper, sekalian aku bikinin mi instan ya?” Tanyaku
“Aku bantuin deh, mas” Katanya.
Akhirnya di dapur, kami berdua menyiapkan mi instan istimewa. Istimewa buatku, karena ruang dapur yang sempit membuat tubuh kami beberapa kali saling “bersentuhan”. Beberapa kali buah dadanya dan pantatnya yang lembut itu mendarat di punggungku. Gila! Tertutup jaketpun buah dadanya masih begitu membentuk. Akupun mulai kewalahan menutupi batangku yang mulai berdiri.
BACA JUGA : https://rayuanjanda.com/aku-ketagihan-ngentot-dengan-adek-kandungku/
Selesai masak, kami sepakat makan di ruang keluarga sambil menonton tivi. Sementara di luar sana, hujan deras dan guntur masih terus mendera. Mi hangat, hujan deras, dan gadis cantik…benar-benar liburan sempurna, pikirku.
Adel memang seorang kembang, Bukan hanya karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya, tapi juga karena kecerdasannya. Ngobrol dengannya benar-benar mengasyikkan. Sebegitu asyiknya sampai dia tak canggung mencubit dan bersandar padaku sembari terpingkal2 menanggapi lelucon2ku. Ini tentu saja membuatku semakin kelimpungan menyembunyikan batangku yang semakin bersemangat. Hingga akhirnya DUARRR, terlihat kilat dan guntur yang sangat keras disusul padamnya lampu. Adel menjerit dan memelukku. “Mas, aku takut gelap” Jeritnya. “Iya, tenang, tenang ya. Mas cari lilin dulu” Kataku berusaha menenangkannya sambil memegang tangannya. Karena gelap, bukannya memegang tangganya, tanganku malah meleset ke dadanya. Padat dan lembut. Ketakutannya membuat Adel tidak peduli dan terus memelukku. ” Nggak usah, mas. Aku takut” Rengeknya. Akhirnya aku pun memeluknya sambil mengelus-elus punggungnya. Perlahan nafsuku makin memuncak.dan usapanku turun ke pantatnya dan berganti menjadi remasan yang engarah ke selangkangannya.
Adel terpekik dan mendorongku, tapi aku tarik dan perketat pelukanku. Adel terus saja mendorongku dan ia semakin panik ketika tidak sengaja ia menyentuh selangkanganku. Dia menyentuh kontoku yang berdiri sempurna. “Lepasin, mas” Pekiknya. Tapi nafsuku sudah di ubun2. sehingga bukan melepasnya, tapi aku mendorongnya merebah, dan menindihnya. Kuciumi dia yang memukuliku. Aku tak peduli, terus saja kuciumi lehernya dan dadanya yang ternyata tidak memakai apa2 lagi selain kaos dan jaket yang aku berikan. Kulepaskan ikat pinggangku dan dengan susah payah kuikat kedua tangannya ke ujung sofa. Adel menjerit minta tolong, tapi derasnya hujan dan petir yang bersahutan menelan jeritannya. Kubuka jaket yang dikenakannya, dan menyingkap kaos yang menutupi dadanya. Tepat ketika kaos nya berhasil kusingkap, lampu kembali menyala. terlihatlah pemandangan yang luarbiasa.
Airmata yang meleleh di pipinya menambah kecantikan Adel. Buah dadanya yang putih, besar dan padat tidak tertutupi lagi, menantang dengan puting coklat muda yang ranum, semakin menantang karena tangannya terikat ke atas. Kubuka seluruh pakaianku sambil terus menindihnya dan menikmati buah dadanya. Kuremas2, kupilin2 putingnya, kuciumi, gigit, hisap dan jilati kedua buah dada beserta putingnya sampai putingnya menegang dan memerah. Adel terus saja meronta dan menangis, tapi beberapa menit kemudian ia tidak lagi menjerit, bahkan sesekali mendesah ketika aku meremas dan menghisap putingnya.Perlahan kuselipkan tanganku ke balik celana trainingnya, yang seperti dugaanku, ia tidak mengenakan apapun di baliknya sehinga aku dengan mudah bisa menyentuh semak2nya dan menekan bukit kecil di baliknya.
Kurasakan vagina nya telah basah. Kuusap2 dan gesek klitorisnya dengan jari tengahku. Adel pun menggeliat dan melenguh lembut saat jariku menari2 di klitorisnya. Tubuh Adel bergetar hebat saat aku menekan dan menggesekan jariku kuat kuat di klitoris dan memek nya. Kutarik lepas celananya, Adel tersentak dan merapatkan kakinya. Ia menendang-nendang liar namun kakinya justru dengan mudah bisa kutangkap dan kurentangkan. Kutindih Adel, dan kuletakkan batangku persis di depan klitorisnya, kutekan dan gesekkan kepala kontolku ke klitorisnya yang basah dan hangat itu. Adel kembali meronta, namun tidak lama kemudian rontaannya menjadi gelinjang nikmat, dan pekikannya menjadi lenguhan serta desahan yang membuatku semakin bersemangat meremas buah dada, menjilati dan menghisap puting dan menggesekkan batangku pada klitorisnya.
Perlahan kurasakan Adel mulai pasrah, kakinya mulai meregang, gelinjangannya kini seirama dengan gesekan kepala batangku. Perlahan Adel memanggilku “Massss, mas boleh ngapain aja, tapi jangan dimasukkin. Aku masih perawan, mas.” Bisiknya sambil sesenggukan. “Kenapa, Adel? Percayalah, mas bertanggungjawab. Lagipula mas ingin kamu juga menikmati ini sampai puncak” Jawabku sambil menempatkan kepala kontolku di depan vagina nya. “Nggak, mas! Jangan! aaaaa, nggaaaak, Adel nggak mauuu!” Jeritnya. “aah, sakit mas, sakit , aaah, oooh!!!” Pekiknya ketika perlahan kudorong batangku memasuki liang sempit yang licin dan hangat. Adel meronta, namun gerakannya malah membuat batangku masuk semakin dalam dan dalam sampai ke pangkalnya, Adel merasa kesakitan dan menjerit masss udah masss sakittt.
Ooooh, nikmatnya. Kurasakan bau anyir darah perawan yang membasahi batangku ketika dengan seperlahan dan selembut mungkin kutarik batangku keluar, hanya sedikit gerakan yang kubuat untuk meminimalisir rasa sakit Adel. Dan sepertinya gerakanku tepat, karena pekikan kesakitan Adel mulai berubah menjadi desahan, walau ia masih meronta dan menangis. Makin lama kurasakan memek nya makin rapat menjepit batangku, tapi juga semakin licin, maka kepercepat ayunan pinggulku yang membuat batangku semakin deras menghunjam dan tertarik dari memek nya Adel.
Adel mengelinjang dan mendesah mengikuti irama goyangan ku. Ia tidak lagi menangis, Adel kini malah terpejam-pejam dan menggigit bibirnya. Buah dadanya nampak indah berguncang setiap kali kutusukkan kontol ku dalam2. Sexy sekali. Semakin cepat ku goyang kontolku di dalam memek nya. Desahannya pun kini berubah menjadi erangan nikmat. Perlahan kulepas ikatan tangannya. Dan tangannya pun menggapai-gapai dan mencengkeram erat sofa lalu memeluk kepalaku yang sedang mengulum dan jilati putingnya. Disembunyikannya wajahnya yang terlihat semakin menikmati perkosaan ini. Hingga akhirnya tubuhnya mengejang, dan kurasakan memek nya menggenggan kuat kontolku. Kupercepat ayunanku, sampai akhirnya aku tidak lagi dapat menahan diri untuk menyemburkan air maniku di dalam liang memek nya. “Aaaah, Adelll, kamu nikmat sekali, sayang!” bisikku sambil mengulum daun telinganya. Kutarik batangku perlahan dan setelah lepas, mengalir keluarlah air maniku melalui lubang kenikmatan Adel. Adel telentang lemas dengan nafas memburu dan peluh membasahi seluruh tubuhnya. Kupeluk tubuh indah dan ciumi wajah cantiknya.
Perlahan ku usap wajah Adel, dan menyeka airmatanya. Kucium kening dan bibirnya. Adel mendorongku pelan, dan berbisik “mas, bener kan mau bertanggungjawab?” “Ya, sayang” Jawabku. Adelpun memelukku yang segera kubalas dengan pelukan dan pagutan di bibirnya. Dia pun membalasku. “Malam ini Adel punya Mas, Mas boleh nikmati tubuh Adel sepuasnya” Bisiknya sambil memelukku. Kugendong ia ke kamar, dan malam itu, ditemani hujan deras yang turun sepanjang malam, kembali ku”entot” Adel. Kusetubuhi Adel berkali-kali sampai pagi menjelang.
Ke esokan hari nya keluarga adel pun belum jugak pulang , jam 9 pagi adel juga masih dirumahku, dan aku mengajak adel ngentot denganku lagi sebelum orang tua Adel pulang, Adel pun menolak ajakanku , aku pun membujuk Adel dan mendekatkan lidahku ke kuping Adel dan membisikan , ayoolahh sayang sekali lagi sebelum orang tuamu belum datang, Adel pun tetap menolak nya permintaanku.
Akupun memaksa adel seperti kejadian semalam , akupun membuka celanaku dan memaksa adel menggulum kontoku , ” masss kamu ini apaan sihh , Adel gak mau loo
aku terus memaksa Adel dan menaruh kontol ku ke depan mulut nyaa dan berkata jilattt kontol akuuu dan menjambak rambut Adel, akhir nya Adel membuka mulut dan aku langsung mengoyang kontol ku hingaa adel mau muntah , masss udah ukk ueek , aku terus menusuk kontolku kedalam mulut nyaaa sampai ke ujung aku merasakan kontolku sudah mencapai tenggorakan Adel , aku tidak mengasih Adel mengularkan kontolku dari mulutnya aku terus mengoyangkan kontolku yang sangat cepat, “uhhkkk aggg terdengar suara adel yang sedang kupaksa mengulum kontolku, aku tidak peduli aku terus mengoyakan kontolku kedalam mulutnya hingga mencapai tenggoran nya , akupun merasakan nikmat sekali tidak memikir Adel yang sudah mau muntah dan mengluarkan air mata ,akupun teruss menusuk kontolku kedalam mulut nyaa , hingga aku mau mengeluarkan air maniku , aku menekan kepala adel dan menaham kepala nya agar kontol ku sampai ke puncak tenggorakan nyaa dan menggoyang kan kepala andel hingga aku mengeluarkan spermaku langsung kedalam mulut ahhhhhh ahhhhh.
Aku mencabut kontolku dari mulut adel yang sudah mengeluarkan sperma di mulutnya ahhh , makasih sayang kataku , adel pun muntah dan menangis karena aku memekasa kan nafsuku kepada nya .
Bersambung..