
Cerita Sex Anak Sma Yang Hyper Sex
Cerita Sex Anak Sma Yang Hyper Sex. Saya seorang mahasiswa tahun terakhir di suatu universitas di Jambi, dan kini sudah final. Untuk ketika ini, saya tidak menemukan kursus lagi dan melulu melakukan tesis. Karena tersebut saya tidak jarang bermain ke lokasi kakak saya di Jakarta.
Suatu hari saya pergi ke Jakarta. Ketika saya mendarat di lokasi tinggal saudari saya, saya menyaksikan seorang tamu. Ternyata dia ialah teman kuliah kakak saya di masa lalu. Saya mengenalkan saudara wanita saya kepadanya. Rupanya dia paling ramah padaku. Dia berusia 38 tahun dan memanggilnya Borne. Dia pun mengundang saya guna pergi ke rumahnya dan diperkenalkan untuk istri dan anak-anaknya. Istrinya, Andi, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Siti, duduk di ruang belajar dua sekolah menengah kesatu.
Ketika saya pergi ke Jakarta saya tidak jarang pergi ke rumahnya. Dan pada hari Senin, saya ditugaskan oleh Borne guna merawat putrinya dan rumahnya sebab dia bakal pergi ke Malang. Ke lokasi tinggal sakit untuk mendatangi saudara istrinya. Menurutnya, ia menderita demam berdarah dan diasuh selama 3 hari. Karena tersebut ia meminta libur di kantornya sekitar 1 minggu. Dia pergi bareng istrinya, sedangkan putranya tidak muncul karena sekolah.
Setelah 3 hari di rumahnya, sebuah kali saya kembali dari lokasi tinggal saudara wanita saya. Sebab saya tidak terdapat hubungannya dan saya mengarah ke rumah Borne. Saya santai dan lantas menyalakan VCD. Selesaikan satu film. Ketika saya menyaksikan rak, saya menyaksikan sejumlah VCD porno di unsur bawah. Karena saya sendiri, saya menonton. Sebelum satu film habis, tiba-tiba pintu depan dibuka. Aku buru-buru mematikan televisi dan menempatkan bungkus VCD di bawah karpet.
“Halo, Angga Oom …!” Siti yang baru masuk tersenyum.
“Eh, bantu bayar guna orang Bajaj … Uang Siti sepuluh ribu, kakaknya tidak kembali.”
Saya tersenyum dan mengangguk dan menunaikan Bajaj, yang melulu dua ribu rupiah.
Ketika saya pulang … pucat wajahku! Siti duduk di karpet di depan televisi, dan mengobarkan video porno yang separuh jalan. Siti menatapku dan tertawa geli.
“Ya! Oom Angga! Begitu ya, bagaimana? Siti tidak jarang diberi tahu oleh teman-teman di sekolah, namun belum melihatnya.”
Dengan gugup kuberitahu Siti kamu belum cukup umur untuk nonton itu.OKEWLA.COM
“Aahh, Oom Angga. Jangan seperti itu! Hei, lihat … begitu saja! Gambar yang dibawa rekan Siti ke sekolah bahkan lebih tajam.”
Tidak tahu mesti berbicara apa lagi, dan cemas Siti bakal benar-benar melapor untuk orang tuanya. Saya pergi ke dapur untuk menciptakan minuman dan tidak mempedulikan Siti terus menonton. Dari dapur aku duduk di teras belakang sambil menyimak majalah.
Sekitar jam 7 malam, saya terbit dan melakukan pembelian makanan. Ketika saya kembali, saya menyaksikan Siti di perutnya di sofa menggarap pekerjaan rumah, dan … Ya Tuhan! Ia mengenakan daster yang pendek dan kurus. Tubuh mudanya yang telah mulai matang tampak jelas. Paha dan betisnya tampak putih mulus, dan bokongnya bulat dengan indah. Aku menelan ludah dan terus menyiapkan makanan.
Setelah makanan siap, saya menelepon Siti. Dan … sekali lagi, Tuhanku … jelas dia tidak menggunakan bra, sebab puting susunya menjulang di dasternya. Aku mulai gugup sebab penisku yang mulai “bergerak” kini benar-benar tegak dan menopang celanaku.
Setelah makan, sambil membasuh piring bareng di dapur, kami berdiri berdampingan, dan dari celah di daster, tetek nya yang estetis mengintip. Saat dia membungkuk, puting susu merah mudanya hadir dari celah. Saya mulai gugup. Setelah membasuh piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.
“Oom, jajaki tebak. Hitam, kecil, kering, apa-apaan …!
“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Mengubah … putih-biru-putih, kecil, ringan, apa …?”
Siti mengerutkan kening dan menyerahkan tebakan bahwa seluruh kesalahan.
“Sungguh … Siti mengenakan seragam sekolah, terlampau panas di Bajaj …!”
“Aahh … Oom Angga mengolok-olok …!”
Siti melompat dari sofa dan mengupayakan mencubit lenganku. Aku mengelak dan menangkis, namun dia terus menyerang seraya tertawa, dan … tersandung!
Dia jatuh ke pelukanku, menoleh padaku. Dia duduk tepat di atas kontolku. Kami megap-megap di posisi itu. Aroma tubuhnya membuatku terangsang. Dan aku mulai mencium lehernya. Siti mendongak sambil menutup matanya, dan tanganku mulai meremas teteknya.
Napas Siti semakin terengah-engah, dan tanganku masuk salah satu pahanya. Pakaian dalamnya basah, dan jari saya mengelus belahan yang membayangi.
“Uuuhh … umhh …” Siti bangkit.
Kesadaran saya yang tinggal tidak banyak seperti memperingatkan bahwa apa yang saya jajaki lakukan ialah seorang gadis sekolah menengah, namun gariah saya telah menjangkau mahkota dan saya melepas daster dari atas kepalanya.
Aahh …! Siti berbaring di sofa dengan tubuh yang hampir polos!
Saya langsung menghisap puting susu merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan sampai dada basah oleh air liur saya. Tangan Siti mengelus bagian belakang kepala saya dan erangannya yang tercekik menciptakan saya semakin tidak sabar. Aku melepas pakaian dalamnya, dan … terdapat rambut kemaluannya yang jarang. Bulu kecil tersebut berkilau sebab cairan kemaluan Siti. Aku segera mengubur kepalaku di tengah kedua paha.
Hmmmmm Hmmmmmm Siti menggelinjang saat kucium memeknya itu.
Ouugh ssSshhhhh Siti mengangkat tubuhnya saat kujilat belahan memeknya yang masih kencang.
Lidah saya bergerak dari atas ke bawah dan bibir perangkat kelamin mulai terbuka. Sesekali lidahku akan membelai klitorisnya dan tubuh Siti bakal melompat dan napas Siti bakal tersedak. Tanganku mulai meremas remas kedua toketnya sehingga Putingnya sedikit membesar dan mengeras.
Ketika saya berhenti menjilat dan mengisap, Siti berbaring terengah-engah, matanya tertutup. Aku bergegas membuka seluruh pakaianku, dan penisku diregangkan ke langit-langit, aku mengelus pipi Siti. |rayuanjanda.com
“Mmmhh … umhh … oohh …” saat Siti membuka bibirnya, aku menjejalkan kepala kemaluanku.
Dengan sigap dia langsung mengulum kontolku. Tangan saya secara bergantian meremas dadanya dan mengelus kemaluannya.
Segera, penisku basah dan mengkilap. Aku tidak tahan lagi, aku naik ke tubuh Siti dan bibirku menghancurkan bibirnya. Aroma penisku terdapat di mulut Siti dan wewangian alat kelamin Siti di mulutku, bertukar saat lidah anda terpelintir bersama.
Dengan tanganku, aku mengelus kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Siti. Dan sebentar lantas merasakan tangan Siti mengurangi pantatku dari belakang.
“Ohhmm, mam … msuk … hmm … msukin … Omm … huh … umm ..”
Perlahan penisku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Siti menghela nafas semakin banyak. Segera kepala penisku ditekan, namun gagal sebab macet dengan sesuatu yang kenyal. Saya pun berpikir, apakah lubang kecil ini bisa menampung pangkal paha yang besar ini. Terus terang, ukuran pangkal paha saya ialah 15 cm, lebar 4,5 cm. Sedangkan Siti masih di SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlampau kecil.
Tetapi dengan nafsu santap yang besar, saya mencoba. Akhirnya usaha saya berhasil. Dengan satu brengsek, hancurkan rintangan. Siti menjerit sedikit, dahinya mengerutkan kening kesakitan. Kuku memegang erat kulit punggungku. Aku mengurangi lagi, dan menikmati ujung kemaluanku menyentuh tanah meskipun melulu 3/4 pangkal paha yang masuk. Lalu aku tetap tak bergerak, tidak mempedulikan otot-otot kemaluan Siti terbiasa dengan benda-benda di dalamnya.
Sesaat lantas kerutan di dahi Siti menghilang, dan aku mulai unik dan menekankan pinggulku. Siti mengerutkan kening lagi, namun seiring masa-masa mulutnya berkibar.
“Ahhh … sshh … yeah … thenhh … mmhh … oh .. bagus … Oomm ..”
Aku melingkarkan lenganku di punggung Siti , kemudian memutar tubuh kami sampai-sampai Nuryani kini duduk di pinggulku. Tampak 3/4 penisku terjebak di kemaluannya. Tanpa di suruh Siti langsung mengoyangkan pinggulnya. Sedangkan jari-jariku secara bergantian meremas dan menggosok dadanya, klitoris dan pinggulnya. Dan kami bersaing untuk menjangkau puncak.
Baca juga: https://rayuanjanda.com/cerita-sex-mabuk-bareng-teman-pacar/
Selama periode masa-masa tertentu, gerakan pinggul Siti menjadi semakin tak waras dan dia menunduk dan bibir kami tertutup. Tangannya menjambak rambutku, dan kesudahannya pinggulnya tersentak berhenti. Terasa laksana cairan hangat di semua selangkanganku.
Setelah tubuh Siti rileks, aku mendorongnya ke belakang. Dan seraya menahannya, aku memburu puncakku sendiri. Ketika saya menjangkau klimaks, Siti tentu menikmati semprotan air saya di lubangnya, dan dia mengeluh lemas dan menikmati orgasme keduanya.
Untuk masa-masa yang lama kami diam-diam terengah-engah. Dan tubuh kami yang basah oleh keringat masih bergerak bareng bergesekan satu sama lain. Menikmati sisa-sisa kesenangan orgasme.
“Oh, Oom … Siti lemes. Tapi tersebut sangat bagus.”
Saya melulu tersenyum dan mengelus rambutnya dengan halus. Satu tangan lagi di pinggulnya dan meremas-remas. Saya pikir tubuh saya yang lelah sudah puas. Namun segera saya menikmati ayam yang menghampar naik lagi diapit oleh memek nya Siti yang masih paling kencang.
Saya segera membawanya ke kamar mandi, mencuci tubuh kami dan … pulang ke kamar guna melanjutkan putaran berikutnya. Sepanjang malam saya merasakan tiga orgasme, dan Siti… berapa kali. Demikian juga, saat saya bangun di pagi hari, sekali lagi kami bergumul dengan kesukaan. Sebelum kesudahannya Siti memaksa saya guna mengenakan seragam. Sarapan dan pergi ke sekolah.
Kembali ke lokasi tinggal Borne, saya pergi ke kamar istirahat tamu dan segera merasa lelah. Di tengah istirahat saya, saya memiliki mimpi seolah-olah Siti kembali dari sekolah. Pergi ke kamar dan melepas pakaiannya, kemudian melepas celana saya dan mengunyah penisku. Tapi tak lama lantas saya menyadari bahwa tersebut bukan mimpi. Dan saya menyaksikan rambutnya yang longgar dan bergerak mengikutinya naik turun. Saya melihat terbit dari ruangan dan tampaknya VCD menyala, dengan film kemarin. Ah! Merasakan teknik dia memberi saya “blowjob”, saya tahu bahwa dia baru saja belajar dari VCD.
Bersambung..