
Arini Digoda Hasrat Bapak Kos
Cerita Seks Arini Digoda Hasrat Bapak Kos . “Hhh… ngeselin banget sih tuh bapak-bapak!” gerutu Arini sambil menjatuhkan tas ke tidurnya. Nafasnya naik-turun,
Sudah bukan sekali dua kali Pak Darma, si pemilik kos, diam genit. Bukannya menjaga wibawa, ia justru sering melontarkan godaan, melontarkan kata-kata nakal, bahkan kadang berani menyentuh halus seolah-olah tanpa sengaja
Barusan saja, ketika Arini baru pulang kerja, tubuhnya yang terbalut blus ketat langsung disapu memunculkan mata tua itu
“Sakit, Mbak Arini?” tanya Pak Darma sambil ngir.
Arini menahan diri untuk tetap sopan. “Iya, sakit, Pak. Lagi ngapain?” ucapnya singkat, sambil berusaha mengalihkan pandangan dari sorot matany
“Hehe, kebetulan banget. Bisa tolongin Bapak sebentar nggak? Bapak lagi pasang lukisan di dinding. Tangga ini goyang kalau dipakai Bapak. Maklum, badan agak berat… ribet rasanya,” ucapnya dengan nada bercanda, tapi jelas-jelas mat
Arini tercekat. Jantungnya berdetak kencang, bukan hanya karena risiko dengan situasi itu, tapi ada sesuatu yang aneh: cara Pak Darma bicara, cara mendengarkan—entah kenapa malah memantik rasa panas yang sa
Arini menyanggupi dan dia menaiki tangga yang memang sudah goyang itu, gadis itu baru sadar pas naik ke pijakan kedua bahwa tangga itu memiliki jarak yang cukup lebar antara pijakan-pijakannya, jadi saat kakinya naik ke pijakan kedua, dirinya yang saat ini menggunakan rok span ketat agak sulit dan roknya menjadi tertarik ke atas sehingga pahanya menjadi terbuka.
Kejadian itu berulang lagi saat ia ke pijakan ketiga, bahkan jaraknya semakin jauh sehingga pahanya semakin terbuka lebih lebar. Arini mengumpat dalam hati, sambil melirik Pak Mahmud yang dengan senyum mesumnya menikmati pahanya yang jenjang dan berkulit mulus bersih itu. Melihat pemandangan indah ini, Pak Mahmud merasakan nafasnya sesak sama sesaknya dengan penisnya yang jadi menegangkan. Sungguh indah bentuk paha gadis ini dan ia dengan bebas bisa melihat dari dekat, ingin rasanya mengelus paha montok nan mulus itu, tapi ia menahan diri. Ia menyerahkan lukisan ke Arini untuk dipasang, tapi karena nyantolinnya masih agak tinggi maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat tangannya setinggi mungkin, ia tidak sadar bahwa karena gerakannya itu blusnya yang pendek ikut tertarik ke atas sehingga terlihat kulit pinggangnya yang ramping sampai ke perut di bawah dada. Dengan sengaja Pak Mahmud menggoyangkan tangganya sehingga memperlama dirinya untuk bisa menikmati pemandangan pinggang itu yang berkulit mulus. Setelah selesai terpasang, Arini menurunkan kaki kirinya ke pijakan kedua yang ternyata tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya. Sambil terus menikmati paha Arini yang terbuka kembali, Pak Mahmud bersiap-siap. “Eiiihheiihh..” Arini menjerit kecil saat pijakannya lepas dan ia terjatuh ke belakang dan saat itu dengan sigap Pak Mahmud menangkapnya sehingga tidak sampai terjatuh lebih parah.
Merah muka gadis itu karena satu tangan yang memeganginya memegang tepat ke pantatnya dan sepertinya ia merasakan tangan itu sedikit meremasnya. Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari “pelukan” Pak Mahmud yang mengambil kesempatan itu. “Waduh, untung sempet saya pegangin mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh..” ujar Pak Mahmud cengengesan yang masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya pantat Arini tadi walaupun beberapa saat tadi. “Mmm..iya pak, makasih..udah kan pak ya..” tukas Arini sambil ngeloyor pergi dengan diikuti pemandangan Mahmud yang menikmati gerakan pinggul gadis yang montok itu. “Hmmm..tunggu aja ntar ya..lo bakal kena ama gua” pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati. Sudah banyak perencanaan yang kotor dan mesum darinya yang memang punya sedikit kelainan seks ini. Di dalam kamar, Arini masih sebel sama kejadian tadi. Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yang menjurus mesum dari bandot tua itu, tapi ia berusaha menahan diri mengingat bahwa tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yang ada juga ditambah lagi dengan lokasi yang di tengah kota dan dekat ke tempat kerja atau mau ke mana-mana. Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan jika dagingnya tidak terlalu terbuka.
Bila ketemu pasti Arini merasa risih dan agak ngeri ngeliat mata Mahmud yang seperti menelanjangi sekujur tubuhnya, tapi terkadang selain ngeri dan risih gadis itu juga merasakan bangga dan senang karena kecantikan dan tubuhnya menjadi perhatian sampai seperti itu meskipun Mahmud bukan levelnya untuk bisa menikmati dirinya sendiri. Beberapa kali kalau berpapasan sama Mahmud dan berbincang-bincang, selalu saja tangan tidak pernah diam menjamah, meski hanya menjamah bahu atau lengan tetap saja gadis itu merasa risih karena sambil melakukan itu bapak kost itu merayu dengan kata-kata yang kampungan. 34D itu. Dengan pinggang yang ramping, maka buah dada itu tampak sangat besar dan indah dan karena Arini yang rajin fitnes semakin tampak kencang dan padat. Sungguh merupakan idaman bagi semua laki-laki di dunia bagi yang dapat menikmatinya. Lalu ia melanjutkan dengan melepas rok span-nya ke bawah sehingga kini tubuh yang memiliki tinggi 168cm ini hanya menutupi bra dan CD yang berwarna senada.
Tubuh yang akan membuat laki-laki rela mati agar bisa mendapatkannya, memiliki kulit putih asia dan dihiasi dengan bulu-bulu halus nan lembut. Menjanjikan kehangatan dan kenikmatan dunia tiada tara. Arini melepas kaitan bra disusul dengan cd-nya yang segera dilemparkan ke ember tempat baju kotor. Ia memandang sekilas ke cermin, melihat payudaranya seperti “bernafas” setelah seharian dibungkus dengan bra. Gumpalan daging yang kenyal dan padat dengan puting berwarna coklat muda sungguh menggairahkan. “Auuh” gadis itu sedikit merintih atau tersentak saat ia memegang kedua putingnya, serasa ada aliran listrik menyengat lembut dan menimbulkan rasa sensasi geli pada kemaluannya yang tanpa sadar tangan kirinya turun ke arah vaginanya dan sedikit memikatnya. Sambil senyum-senyum sendiri, gadis itu membayangkan dada telanjangnya dan membusung ini selalu menjadi target remasan dari Roy pacarnya yang tidak penah bosan juga mengulum puting dan menciumi kulit payudaranya yang mulus dan harum itu. Tidak percuma ia setiap 3 hari sekali memberikan lulur pada tubuhnya, terutama pada payudaranya yang sampai sekarang memiliki aroma yang memabukkan walaupun dalam kondisi berkeringat.
Arini menghela napas panjang menahan gejolak birahi yang timbul, dan sekarang ia merasa ingin dilampiaskan. Padahal baru tadi malam ia berenang di lautan asmara yang menggelora dengan pacarnya. Ia merasa dirinya selalu saja haus akan belaian pacarnya, padahal hampir setiap ketemu mereka bercumbu dengan hot dan yang suka bikin ngiler adalah mengulum penis Roy sampe bisa keluar spermanya. Kini ia membayangkan ukuran penis Roy saja sudah bikin deg-degan, ga sabar untuk ketemu dan mengemut-ngemut batang kemaluan yang kokoh itu. “Huuuh..mending gua mandi aja deh, otak gua jadi kotor nih..” Selesai mandi, sedikit terusir pikiran-pikiran tadi karena sudah tersiram air dingin. “Loh, kok ga bisa sih nih?” Arini sudah beberapa saat ngga bisa memutar kunci lemari bajunya, ia masih mencoba terus beberapa saat tapi masih ga bisa juga. “Duh, mesti minta tolong ama bandot itu dong” keluhnya Untungnya masih ada baju di keranjang yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari. Tapi setelah memilih-milih, di keranjang baju itu hanya ada pakaian dalam 2 pasang dan baju-baju khusus tidur yang tipis dan seksi serta baju dalaman seksi seperti tanktop dan rok mini yang mininya 20 cm dari lutut.
Dari pada memakai baju tidur tipis ia memilih rok mini dan tank top yang rendah bagiannya. Sebelum ke Pak Mahmud, Arini memilih untuk makan malam dulu di ruang makan bersama, sambil makan ia menyalakan tv dan duduk di ujung sofa. “Ehh..mba Arini baru makan ya..bapak temenin ya, ga baik cewe seseksi kamu makan sendirian” tiba-tiba si bandot itu muncul, dan langsung menyantap paha Arini yang disilangkan itu, sungguh mulus, lalu ia duduk di samping gadis itu. “Ia pak..sekalian makan pak terus sama minta tolong kok lemari baju saya ga bisa dibuka yah?” pinta Arini sambil bergerak menjauh dan berusaha dengan sia-sia menarik turun rok mininya. “buset tu mataaaaabis gua..” katanya dalam hati. “Ooo gitu, nanti saya periksa deeeh” “Makasih ya pak”. Arini buru-buru nyelesaiin makannya, saat tiba-tiba ia merasakan dada bagian putingnya terasa gatal. Awalnya berusaha menahannya tapi makin lama makin meningkat rasa gatalnya, dan bukan itu saja kini ia merasakan hal yang sama pada vaginanya. Ia masih berusaha menahan tapi sudah hampir tidak kuat, duduknya jadi gelisah dan ia berusaha menggoyangkan badannya agar rasa gatal itu hilang bergesekan dengan bahan bra-nya dan ia mempererat silangan kakinya.
Tapi rasa gatalnya tidak berkurang, bahkan kini seluruh daging kenyal payudaranya terasa gatal. “Ouuuhh..” akhirnya Arini tidak tahan dan ia menggaruk sedikit kedua payudaranya dengan tangan, saat ia menggaruk terasa nyaman sekali karena gatalnya berkurang namun sulit untuk berhenti menggaruk. Sambil memejamkan mata karena ingin menggaruk ia lupa ada Pak Mahmud di situ. “Kenapa kamu? Kamu kegatelan yaah?” “Uuuhhsssshh..ehm, iiya pak..” terkejut Arini karena baru ingat ada si bandot di sana, tapi ia terus menggaruk semakin cepat dan karena tak tahan ia menggaruk juga ke pangkal pahanya.. “Uuuuuffh..ssshh” aliran darah Arini berdesir cepat karena sensasi menggaruknya selain menghilangkan rasa gatal juga membuat birahinya tergelitik. “per..izin pak..uuffh..” sambil terus menggaruk ia mau bangkit dari kursi tapi rasa gatal itu semakin menghebat yang akhirnya dia hanya terduduk kembali sambil terus menggaruk Sedetik ia melihat Mahmud hanya menonton dengan pandangan penuh nafsu setan ke dirinya yang terus menggaruknya. Gadis itu mengutuk karena ia memberikan tontonan gratis kepada pria tua itu tanpa dapat mencegah.
Gerakannya makin cepat dan tidak karuan karena kedua tangannya hanya bisa menggaruk – menggaruk bagian dari 3 bagian tubuhnya yang terserang itu, kini rok mininya sudah tersingkap semua karena ia harus menggaruk liang kemaluannya sehingga memperlihatkan kedua pahanya yang jenjang dan berkulit putih mulus itu. Gadis itu terus merintih-rintih karena kini rasa gatalnya tampak tidak bisa digaruk hanya dengan garukan yang masih tertutup kaos dan bh untuk kedua payudaranya dan celana dalam tipisnya untuk vaginanya, tubuhnya serasa lemas karena rasa gatal dan birahinya yang kini membuat vaginanya menjadi basah dan ia merasa putingnya membeku. “Misi pakmau ke kamar dulu niiih..uuhh..” Kata Arini , tapi Pak Mahmud diam saja menghalangi jalan keluarnya. Rasanya ingin marah saja tapi rasa gatal itu menghalangi rasa marahnya. Karena akhirnya ia tidak tahan dan tidak bisa mencegah lagi, dengan serabutan dan cepat ia menarik tali tank topnya ke bawah dan menarik turun branya sehingga kini buah dadanya telanjang yang segera ia menggaruk dengan cepat dua gunung indah itu terutama putingnya yang kini sudah mancung dan menggigit, kakinya bergerak blingsatan karena rasa gatal di vaginanya semakin menghebat.
Pak Mamud tertawa dalam hati, ia menikmati melihat indahnya pemandangan di depannya, betapa buah dada Arini yang berbentuk bulat kencang itu tidak tertutup apapun serta baju Arini yang sudah tidak keruan. Senang ia melihat gadis cantik tapi sombong ini kini tampak tidak berdaya. Rencana awal ini berhasil dengan baik, yang ternyata ia telah mengganti kunci lemari baju Arini dan menaruh bubuk gatal pada pakaian dalam gadis itu dan sengaja memilih baju yang seksi tertinggal di luar lemari. Tangan Arini masih bergerak cepat berpindah-pindah mencoba menggaruk 3 bagian tubuh, makin lama makin menghebat dan dari mulut meracau tidak jelas. Dengan susah payah ia berusaha menggaruk vaginanya secara langsung tapi ia kesulitan karena harus menggaruk putingnya. “Saya bantu ya sayang” tanpa disuruh ia menarik turun celana dalam tipis Arini , sehingga sekarang terlihat “bibir” bawah tersebut yang menghiasi bulu-bulu halus.
Tampak indah sekali dan menggairahkan. “Nggeeh..ja..gan kurang ooouhh..”ia tidak dapat melanjutkan umpatannya karena ia menikmati garukan pada vaginanya walaupun ia harus pindah lagi sambil merintih- rintih terus Ia terkejut saat tangan Pak Mahmud mengelus-elus pahanya, tapi ia tidak bisa memperdulikannya lagi yang penting ia harus terus menggaruk. Dengan leluasa Pak Mahmud menjelajahi lekuk liku tubuh montok itu tanpa penolakan, kulit pahanya terasa lembut dan daging paha sintal terasa kenyal dan hangat dalam usapannya. Karena belaian-belaian yang dilakukannya ini membuat Arini semakin menggelinjang karena kini birahinya sudah melonjak. “Biar ini aku yang bantu yaah..” dengan sigap jari-jari tangan hinggap di vagina Arini dan menggeseknya dengan pembohong. “Ouuuuhhss..stooppaiiieh iyaaouuhh” ngga jelas Arini mau ngomong apa, sedetik dia tahu vaginanya sedang diobok-obok oleh orang yang dia sebel, tapi dia tidak tau dan tidak berdaya karena rasa gatal dan nafsunya yang memuncak sehingga dia tidak mampu melakukan perbuatan Mahmud. Kini ia fokus menggaruk payudaranya, tidak hanya digaruk tapi juga diremas-remas dan memuntir-muntir putingnya sendiri.
Dengan leluasa Mahmud menggesek-gesek bagian tubuh yang paling rahasia milik gadis itu. Hampir 5 menit kini liang vagina itu sudah becek dan menimbulkan bunyi kecipak karena gerakan jari-jari Mahmud yang sudah ahli itu. “aaahh..jgn dilepas..ohhpak..” jerit Arini saat tangan Mahmud mengangkat tangan dari vaginanya yg sudah basah itu dan malah “cuman” mengelus-elus pahanya dan meremas pantatnya. “Kenapa sayang..? kamu mau aku untuk terus mengobok-obok memek kamu..?” tanya Mahmud. “Ngeh..ngeh..iii yaaa paakk ouufh..” diantara engahannya “kamu yakin..??” “uuhhngeh sssh..” ia hanya mengangguk “kamu mohon dong sama aku..paaak Mahmud sayang, tolong obok-obok memek saya mohon saya mohon” Mendengar perintah itu, seketika Arini merasa malu dan marah tapi segera terganti kebutuhan body-nya yang sudah terbakar birahi secara aneh itu. Ia berusaha untuk tidak mengucapkannya dengan terus menggaruk, tapi ia tidak kuat.. “ouuh..ngeh..Pa..Pak Mahmud sssss.sayaaang, ooh..tol..long obokobok menggehmemek sayaaaapleeeeease uuuff.. saya mohoooonn” erang Arini . “Tentu sayang” Lalu dengan sigap rahang menggerayangi bibir vagina Arini yang becek itu dan menggesek dengan cepat.
Arini melenguh penuh kenikmatan sambil menyentuh badannya, lalu tersentak hebat saat jari itu menusuk masuk dan menemukan klitorisnya “Haaa..ternyata disitu yaaa” dengan ahli ia memainkan jari itu pada g-spot tsb yang menyebabkan Arini mendesah- desah. Gadis itu merasakan terbentuknya sensasi orgasme menanjak naik.. “Oouuhhja.nggaannn..” ia berusaha menahan dirinya, tapi gerakan jari Mahmud semakin menggila dan terus menggila, ia sudah hampir tidak tahan. Sambil menggigitnya dan memejamkan matanya ia berusaha menahan klimaksnya, tidak menyangka bahwa dirinya dapat dibuat klimaks oleh Mahmud. “Ouuuuuuhhhhhhh.aaaiiiieeeeeeeeeee..” dengan teriakan panjang Arini mencapai puncaknya dan tubuhnya menggetar keras. Cairan makin deras membasahi liang vaginanya, ia menikmati setiap detik sensasi luar biasa itu. Tubuhnya makin lemas dan membekukan nanar. Ia tak mampu menolak saat Mahmud menunduk dan mencium ciuman yang tipis. “mmmmmmpphhh..” Arini mengerang dan sulit menolak saat lidah Mahmud memasuki rongga mulut dan melilit-lilit lidahnya, bahkan tanpa sadar ia membalas ciuman itu.
BACA JUGA : https://rayuanjanda.com/cerita-sex-hasrat-liar-anak-kolong-jembatan/
Sementara tangan Mahmud masih mengocok kencang dan gadis itu merasakan kembali orgasmenya mau menyeruak lagi..apalagi saat mencium Mahmud berbau ciuman puting kirinya.. “Auukkh..ssttopp..ssssshh ssshh..” tapi Arini malah membusungkan peti mempermudah Mahmud menikmati puting kerasnya. Kini rasa gatalnya sudah terganti dengan desakan nafu setan yang tidak pernah terpuaskan, tangan yang bebas dituntun oleh Mahmud ke penisnya di balik sarungnya. “oouuh..bes..bessar banget ppaakk..” gumam Arini tanpa sadar saat merasakan batang hangat yang berdenyut-denyut dalam genggamannya, ia melirik ke arah batang kemaluan Pak Mahmud yang ternyata lebih besar dibandingkan milik pacarnya, pikiran nafsunya tanpa sadar membayangkan apakah ia mampu untuk mengulum penis itu dalam mulut atau membayangkan bagaimana rasanya bila penis itu menyerang vaginanya. Dengan birahinya yang terus membara dan terus dijaga geloranya oleh Mahmud, Arini dengan suka rela mengocok-ngocok penis raksasa Pak Mahmud itu, ia sudah tidak ingat akan membencinya dia terhadap pria tua berumur 60 tahun itu. Mahmud mulai mendesah-desah keenakan di antara kulumannya pada kedua puting Arini .
“aaaaaaannggghhhhh pppaaaakkhh aaaaaaannggghh” Arini mencapai klimaks sampai dua kali berturut-turut karena kocokan tangan Mahmud, matanya semakin nanar dan bibir seksinya seperti menahan sakit. “Sekarang kamu isep bapak punya yaa..kamu kan jago kalo sama pacar kamu” “ouuh..ngga ma..mau..ap aauupphhh..mmmhh..” Arini yang lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak saat Mahmud menarik menahannya ke arah batang “Arini” nya, tidak memperdulikan protes Arini yang ia tau hanya pura- pura karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya. Kini dengan ciuman yang seksi dan lidah yang hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu. “Oooh..enak sayaaangkamu memang jago..sssshhkamu suka kan..?” tanyanya “mmmmmpph sllluurpp..mmmmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Arini , yang dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan menghisap penis Mahmud. Aroma dan rasa dari penis laki-laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yang paling enak. “Bapak tau..kamu cuman cewek sombong yang sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur plaakk..!!”
Arini tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Mahmud, mukanya merah dan marah tapi sebenarnya malah membuat dia semakin terangsang dan semakin cepat ia mem-blow job penis Mahmud. Belum pernah dia merasakan birahinya dipicu dengan cara kasar ini, tapi dia tahu bahwa dia sangat menikmatinya. “Kurang ajar nih aki-aki” gerutunya dalam hati dan ia menggigit gemas ke penis Mahmud yng membuatnya mengelinjang dan lidahnya semakin cepat menyapu urat di bawah penis itu. “Ayo..sekarang kamu naikin penis aku..” Tanpa mengucapkan Arini mulai menaiki ke atas tubuh tambun Mahmud, dengan deg-degan menanti penis besar itu ia menurunkan pinggulnya dengan dibantu tangan Mahmud yang memegang pinggangnya yang ramping. “Ooooh..” Arini mengerang saat ujung “helm” penis itu bersentuhan dengan bibir vaginanya dan mulai memasuki liang surga. Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit saat baru masuk sedikit, liang vaginanya berusaha menyeimbangkan diameter penis Mahmud itu. “Enak kan sayang?” “Hmmmmmnggh” Arini hanya mengerang dan memjamkan mata menunggu penis itu membenam ke dalam vaginanya. Tapi Mahmud hanya menggesek- gesek liang vagina Arini itu dengan ujung kepala “meriamnya”.
Gadis itu menggoyang-goyang pinggul seksinya dan berusaha menurunkan badannya, namun Mahmud tetap menahan pinggulnya sehingga tetap belum dapat “menunggangi” penis Mahmud. “Hemmmkenapa sayang? Udah ga sabar yaa ngerasain bapak?” “Huuh?..nggeeeh aa..paahh” Arini ngga tau harus ngomong apa, masih tersisa gengsi pada dirinya. “Hehehe..masih sok alim uuh..kamu ya..? Kalo kamu mau bapak, kamu harus memohon dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan dan lakukan dengan seksi..” “aaahhsssh..kenapa mes..ti gitu paakkpleaaase” Arini sudah benar-benar terangsang dan tidak bisa berpikir jernih lagi, dalam pikirannya kini hanya penis Mahmud saja. Mahmud bersinar dan ingin memindahkan tubuh Arini di atasnya, merasa perbuatan itu. “Oouuh ooke..okeeh paaak ngeh, tega bgt sih bapakoouf paak, tolong masukin ba..ngeehh..bapak ke memekku paak, entotin sayaaa ooh paakk akkuu..memang cewe murahan yang sok suci..nggeh..pleease..paakk..akuuu mohooon” pinta Arini memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya. http://ceritaseks69.xyz/
“Hehehehekamu tergila- gila ya sama bapak..” “Iyaa ppaakkh tolong..aku ga tahaaan paakk” “Kontol pacar kamu ga ada apa-apanya kan?” “oouuh..jauuh pakkk..punya bapak lebih hebaat dan enaaaakk” “Hehehe..goodini dia hadiahnya..” Mahmud lalu menarik ke atas tubuh Arini dan menurunkannya kembali, dengan diiringi erangan Arini merasakan penis itu semakin masuk ke dalam dan sulit ia menahan diri untuk tidak klimaks yang keempat. Arini kembali menaikkan badannya dan menurunkan kembali sehingga sudah ¾ penis itu mati di vaginanya. Gerakannya diulangi berkali-kali, awalnya perlahan tapi makin lama makin cepat karena vaginanya sudah bisa “menerima” penis berukuran di atas rata-rata itu. Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya dan ia merasa terbang ke awang-awang merasakan terjadinya-gesekan penis Mahmud dengan dinding vaginanya. Tidak sampai 5 menit Arini sudah merasakan akan keluar lagi. “Ouuh..gilaaa..paaakkh.. oouuuhhhhhhhhh..” Arini mencapai klimaksnya lagi dan ia terus bergerak naik turun menunggangi penis yang masih perkasa itu.
Buah dada yang besar menggantung itu bergerak naik turun mengikuti irama gerakan badannya, dengan nikmat Mahmud meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas-remasnya dengan gemas. Dengan pembohong ia terus menunggangi penis itu, diiring dengan bunyi “plok..plok..plok..plok..” yang semakin cepat akibat beradunya badan Arini dengan perut buncit Mahmud. Hampir 15 menit Arini menikmati hunjaman-hujaman penis itu, dalam periode itu Arini sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi, ia tidak dapat menahan untuk tidak melenguh dan berteriak nikmat. Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki-laki yang pantas menjadi ayahnya. Ia merasa lemah sekali akan nafsu yang menguasainya, namun sungguh terasa nikmat sekali yang tidak mampu ditolaknya. Mahmud juga sudah hampir mencapai puncaknya, penisnya telah berputar sampai maksimal dah hal ini juga dirasakan oleh Arini , ia mempercepat gerakan naik turunnya yang menyebabkan buah dada montoknya memantul naik turun semakin cepat.
“Uuuaaahh gilaaaaa ooouuuhhh” akhirnya Mahmud tidak dpt menahan lagi, spermanya muncrat seiring dengan klimaksnya yang ternyata berbarengan dengan klimaks yang sangat kuat dari Arini . Mahmud merasakan dinding vagina Arini na yang hangat itu bergetar menambah kenikmatan klimaksnya. Dengan lunglai Arini turun dari tunggangannya dan rebah di samping Pak Mahmud yang juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan seksi itu. “Kamu memang hebat hebat cantik” “Cukup pak..ngeh, aku ga tau kenapa bisa kaya gini tadi..ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini terjadi” Arini yang sudah mulai jernih pikirannya, ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Mahmud. Ia memutuskan untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tidak boleh ada yang tahu. Melihat Arini yang mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Mahmud bergerak cepat. Ia memegang leher belakang Arini yang sedang membungkuk hendak mengambil cdnya lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yang ada di depan mereka duduk. “uuuugghhh.” kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan. “hehehe..ga secepat itu sayang..kamu akan jadi milikku..”
Mahmud lalu menarik tangan Arini dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Mahmud. Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yang masih lemas itu ke atas ranjangnya. Lalu ia mengikat kedua pegelangan kaki dan pergelangan tangan Arini ke ujung ranjang besi, sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yang mengangkang lebar. “uuuh..apa-apaan inihlepasin paak”dengan suara masih serak dan lemah Arini berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yang hendak dilakukan. Melihat posisi dan kondisi Arini yang menggairahkan itu, Mahmud tidak tahan lagi ia membungkuk lalu menciumi payudara montok dan memainkan lidahnya mengecupi puting Arini yang sebentar saja langsung mengeras. “Ouuh..pak..! lepasin saya pak kalo ngga saaauupphh mmbbllllmmmmm” Arini tidak dapat melanjuntukan omongannya karena ditutup lakban oleh Mahmud. Kini kesadaran Arini sudah mulai pulih, ia masih terus berusaha memberontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat. Ia mulai takut karena kini ia tidak berdaya dan berada dlm kekuasaan Mahmud.
Pandangan matanya mengikuti Mahmud seperti mata kelinci yang sedang ketakutan melihat serigala yang akan memangsa, dan air matanya mulai meleleh di pipinya. “Eeeiih..kenapa nangis cantik? Aku paling ga suka liat cewe nangistapi sekarang kita liat film dulu ya”ujar Mahmud sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya. Mata Arini terbelalak kaget saat melihat tayangan video di layar tv, jantungnya serasa akan copot dan kepalanya tiba- tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu. Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Mahmud dari tempat tersembunyi, terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yang menyerang, mulai mencopoti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Mahmud. Perasaannya makin hancur saat ternyata Mahmud tidak hanya merekam dari 1 sudut saja, terdapat 4 handicam tersembunyi yang merekam seluruh kejadian. Bahkan saat ia memohon kepada Mahmud untuk mengobok- obok vaginanya dan pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas. Wajah gadis yang cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar, ia sudah menduga apa yang akan diminta oleh Mahmud dengan adanya video itu. Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis.
Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yang sudah tua. “Percuma kau menangis..kini kamu akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yang sok suci. Bapak tau apa yang kamu lakukan sama pacar kamu selama ini, nah..sekarang kamu harus nurut apa yang bapak mau, kalo ngga bapak jamin film ini akan nyebar kemana-mana, kamu ngerti??” tegas Mahmud. Arini hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu. “Sekarang yang aku minta kamu tidak boleh nangis selama kamu melayani saya..bisa..?? kalo tetap nangis kamu akan terima hukuman yang berat..” Kembali Arini hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi, dan ia teringat akan ukuran penis Pak Mahmud yang memang di atas rata-rata. Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras. “Sayangyang punya penis si Mahmud itu..” pikirnya. Arini melotot kaget saat Mahmud mengambil sesuatu dari lemari yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang.
Mahmud kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu, memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang, lalu ia mengusap dengan tangannya yang mengakibatkan Arini terhentak. “Kayanya udah basah nih..udah siap yah..” goda Mahmud, lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Arini menggelinjang saat lidah Mahmud menciumi dan menjilati vaginanya.
Untuk beberapa saat Arini menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu. “Ngggeehhhhhhhh!” Arini menjerit dengan mulutnya yang tertutup lakban, saat Mahmud memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yang sudah basah dan ngilu itu dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya. Kembali ia menggelinjang hebat saat Mahmud menyalakan vibartornyanya. Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan. Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yang memburu.
Arini melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang. Rasa menggelitik di perut bag bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..” “nngggggghhhhh mmmmmmmmmmhhhhh..!!!!” Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, pandangan matanya makin sayu.
Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak- ngoyak tas di dalam vaginanya, dan rasa nikmat kembali dirasakan semakin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikiran sudah tidak terkendali, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu. “Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting dan bapak colokin ke listrik..hehehe..bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Mahmud, ia hanya ketawa melihat Arini mengamatinya dengan tubuh telanjangnya yang menggeliat- geliat, tubuh montok yang tampak berkilat karena. Mahmud makin tertawa karena Arini mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian terakhir, lalu ia meninggalkan Arini yang terus mengerang-erang karena getaran dildo itu.
Tidak termasuk berapa kali Arini dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang. Akhirnya karena tidak kuat lagi, gadis malang itu jatuh pingsan.