Cerita Sex Holly si Penjual Koran

 

 

Cerita Sex Holly si Penjual Koran

“ Koran.. Koran ya Koran.. Pempek ya pempek.. Pempek Koran..”
Astri memicingkan telinganya mendengar suara tersebut. Di siang hari semacam itu memanglah tidak tidak sering terdapat penjual yang masuk kedalam komplek menjajakan benda dagangan. Pengalaman Astri sepanjang 10 tahun tinggal disitu, dia telah hapal mana- mana saja penjaja santapan ataupun benda yang melalui di muka rumahnya. Tetapi kali itu Astri merasa tidak sering di dengar dengan suara tersebut. Iseng, Astri juga berjalan kedepan serta melongok keluar.
“ Dek, mari masuk.”
Astri melambaikan tangannya memanggil sang penjual tersebut. Serta memanglah benar tebakannya, dia baru kali ini memandang sang pemuda penjaja koran ini di sekitaran komplek.
“ Jualan apa, Dek?”
“ Koran bu, tabloid, seluruh terdapat.”
“ Oh.. itu apa di dalam?”
“ Pempek bu. Masih hangat bu baru digoreng.”
Astri mengangguk- angguk sambil memandangi sang pemuda tanggung tersebut menghasilkan koran- korannya di pelataran teras rumah supaya Astri dapat seleksi.“ Kok aku baru amati kalian dek. Umumnya yang dagang koran terdapat lagi langganan aku yang telah tua. Pak Romli kalo ga salah namanya.”
“ Iya bu, itu paman aku. Dia sakit sejak dini bulan, jadi tidak dapat dagang.” Jawab sang pemuda itu pendek. Astri menerka- nerka usianya bisa jadi sepantaran dengan anaknya yang sangat sulung.
“ Oh, sakit apa ia pak romli? Parah sakitnya?”
“ Sakit gula bu, saat ini paman cuma tidur saja dirumah. Aku yang bantu jualan koran pula.”
“ Astaghfirullah, mudah- mudahan sehat- sehat saja ya Pak Romli. Nama kalian siapa, nak?” Tanya Astri melembut.
“ Aku Holly, bu.” Jawab Holly
sopan.
“ Kalian kelas berapa? Masih sekolah?”
Holly
menggeleng malu- malu.
“ Aku terakhir lulus SMP tahun 2 tahun kemudian bu. Tahol ya cuma jualan pempek sepulang sekolah, bantu- bantu paman serta adik- adik sepupu aku yang masih kecil- kecil. Tetapi saat ini aku full jualan pempek saja di dekat pasar pagi. Saat ini Sebab paman sakit, aku pula jualan koran.” Ucap Holly
menceritakan dengan polosnya.
“ Orangtua kalian kemana?”
Holly
lagi- lagi menggeleng malu- malu. Luluh rasanya hati Astri, terlebih terbayang apabila anak- anaknya wajib menempuh hidup semacam Holly. Bundar hati Astri mau meringankan beban Holly.
“ Yasudah, kalo gitu aku beli tabloidnya satu serta korannya satu ya. Pempeknya pula aku bungkus 5 ya, Nak.”
“ Baik bu. Aku bungkusin saat ini Bu.” Jawab Holly
kilat dengan sumringah. Astri tersenyum kecil memandang sedikit pancaran kebahagian di mata Holly.
“ Kalian sering- sering kesini ya, aku pula udah ga sempat langganan koran serta tabloid. Nanti supaya bunda beli koran sama tabloid kalian.” Ucap Astri sambal tersenyum hangat. Holly
cuma mengangguk- angguk sambal mengulum senyum membungkus pempek pesanan Astri.
Serta semacam seperti itu persahabatan kecil antara Astri serta Holly
terjalin. Dua- tiga hari sekali Holly
pastri mampir bawa koran serta tabloid pesanan Astri. Tidak tidak sering Astri memborong pempek dagangan Holly, hingga heran suami serta anak- anaknya senantiasa saja terdapat pempek di meja makan terhidang. Astri yang kesehariannya cuma tinggal di rumah sendiri selaku bunda rumah tangga ikut bahagia dengan terdapatnya Holly
yang sesekali mampir menemaninya siang- siang buat hanya berteduh serta mengobrol sejenak dengannya.
Sampai di sesuatu siang di masa hujan, hujan deras mengguyur komplek sedari subuh. Hujan gerimis serta deras yang tiba silih berubah tidak pelak membuat komplek banjir di sebagian titik. Astri sendiri wajib terjebak di pasar swalayan menunggu hujan reda. Barulah kala hujan berubah gerimis Astri baru berani buat naik gojek kembali ke rumah.
Hujan masih mengguyur agak deras kala Astri masuk kedalam kawasn komplek. Dari balik jok tukang ojek mata Astri menangkap sesosok Holly
yang berdiri berteduh di pos satpam.
“ Eh, eh pak stop bentar pak. hol! Holly!”
Holly
memicingkan mata memandang sesosok perempuan berkerudung diseberang jalur yang menyudahi diatas motor. Lekas dia mengidentifikasi wujud Astri diantara rintik hujan.
“ Kalian mengapa disana hol? Jangan neduh disitu, nanti basah! Kalian lari kerumah aku aja ya cepet! Bunda tunggu!” Teriak astri. Holly
sayup- sayup mendengar perkataan Astri serta mengangguk- anggukan kepalanya.
Tidak lama berselang Astri turun dari ojek, Holly
juga datang sambil separuh berlari. Astri buru- buru melambaikan tangan menyuruh Holly
masuk kedalam rumah Sebab hujan kembali menderas. Holly
datang di teras rumah agak terengah- engah, korannya nampak nyaman Sebab ditutupinya dengan plastrik. Tetapi pakaian serta rambutnya betul- betul basah kuyup akibat berlindung di pos satpam.
“ Astaghfirullah, udah taro aja didepan korannya hol. Masuk aja mari kedalem gapapa.” Ucap Astri seraya membuka kunci pintu rumah.
Holly
berdiri canggung di muka pintu sambil tubuhnya agak menggigil. Astri berdecak sambal bergeleng iba memandang keadaan Holly.
“ Sebentar ya Bunda carikan handuk. Pakaian bunda pula basah nih. Kalian langsung mandi aja hol, daripada kalian demam. Ayo bunda antar kedalam.”
Astri membimbing Holly
mengarah kamar mandi tengah. Holly
baru kali itu masuk kedalam rumah. Dipandanginya furniture serta potret- potret keluarga Astri seraya dia berjalan kedalam rumah. Tidak lama Astri timbul dari dalam kamar serta menyerahkan Holly
handuk bersih buat dia pakai.
“ Tuh kalian pake, kalian masuk aja langsung mandi ya. Bunda pula ingin ubah pakaian. Bunda masuk pula ya.” Ucap Astri kilat sembari setelah itu menghilang lagi kedalam kamar.
Holly
keluar dari kamar mandi dengan cuma lilitan handuk di pinggangnya. Lagi- lagi dia cuma dapat berdiri canggung didepan kamar mandi sedangkan Astri belum keluar dari kamar. Tidak lama pintu kamarpun terbuka serta Astri keluar masih sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“ Eh yaampun bunda kurang ingat, sebentar ya Hol bunda tadi udah ambilin bajunya raffa sedangkan pakaian kalian basah. Nih pake dahulu, hol. Pakaian kalian supaya kering dahulu aja.” Ucap Astri lagi sambil menyodorkan pakaian anaknya ke tangan Holly.
Holly
cuma melongo tatkala Astri menyodorkan pakaian tersebut ke tangannya. Baru kali itu Holly
memandang sisi lain dari Astrid yang tidak menggunakan kerudung serta cuma berdaster saja. Rambut Astri yang masih basah tergantung leluasa pendek sedikit dibawah telinga, sekilas menegaskan hendak model rambut Desy Ratnasari. Memanglah terdapat sedikit perbandingan disitu mari, dari wujud tubuh Astri yang sedikit lebih berisi bisa jadi Sebab memanglah aspek usia, ataupun mata astri yang agak sedikit lebih sipit dari Desy Ratnasari yang asli, tetapi secara totalitas mereka memanglah tidak berbeda jauh.
“ Loh kok diem aja hol? Ini ambil bajunya, kalian ubah di kamar mandi gih.” Ucap Astri sambil masih asyik mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“ I- iya bu..”
Holly
juga menghilang kedalam kamar mandi buat berubah pakaian. Astri dengan santai memunguti pakaian basah Holly
serta membawanya kebelakang ke tempat cucian buat hanya dijemur.
“ Udah ubah bajunya hol? Pakaian kalian bunda jemur dahulu ya di balik supaya kering.”
Holly
cuma mengangguk- angguk sembari duduk dengan canggung menggunakan kaus serta celana basket longgar. Astri tersenyum kecil memandang Holly
yang sedari tadi berupaya buat tidak memandangi Astri.
“ Mengapa kalian hol? Kok kaya heran gitu ngeliatin Bunda. Heran ya baru kali ini liat bunda ga pake kerudung? Hehe”
Holly
cuma tersenyum kecut menjawab candaan Astri. Memanglah agak sedikit kaget Holly
dibuatnya. Astri yang sering berkerudung sopan sampai menggunakan kauskaki tipis, saat ini melenggang santai cuma menggunakan daster kutung( daster tanpa lengan) sebatas dengkul. Cerita Perkosaan GAME ONLINE TERBAIK
“ Gapapalah hol, sekali- kali ini. Lagian didalem rumah pula ga terdapat yang liat. Yang liat pula kan kalian aja ga terdapat orang lain.” Hibur Astri lagi sembari tersenyum lembut.
Sehabis itu Astri serta Holly
juga makan dengan khidmat dengan lauk seadanya di meja makan. Pelan- pelan Holly
dapat membiasakan diri kembali serta merekapun berdua asik mengobrol semacam umumnya. Di luar hujan masih terus menggelegar, Astri mengintip keluar dari balik jendela mengamati air yang tercurah begitu banyaknya dari langit.
“ Untung aja tadi ya hol, bunda ngeliat kalian. Coba liat nih, ujannya masi ga berenti pula malah kian deres. Dapat banjir ni komplek.. ckck” Ucap Astri sembari memijat- mijat tengkuknya sendiri.
“ Iya bu..” Jawab Holly
pelan.
“ Duh kayanya bunda masuk angin deh, tengkuk bunda berat banget ini rasanya. Kalian dapat ngerok ga hol?” Keluh Astri.
Holly
cuma menggeleng pelan.
“ Tetapi jangan dikerok pula sih, nanti heran lagi suami aku kok dapat terdapat yang ngerok? Dapat berabe.. hahaha. Bunda memohon tolong pijitin aja ya hol?” Pinta Astri lagi sambil beranjak kedalam kamar mencari minyak urut.“ Mari aja hol, masuk nggapapa..” Panggil astri lagi dari dalam kamar.
Holly
melangkah dengan lelet, masih ragu sebab merasa tidak lezat, buat awal kalinya dia masuk kedalam kamar tidur orang lain pasti saja memunculkan rasa canggung.
“ Nih minyak urut hol, kalian olesin aja nih ke pundak sama leher balik bunda. Tolong yah?” Ucap astri sambil bersendawa sendiri yang saat ini telah duduk di pinggir kasur.
Holly
ingin tidak ingin menjajaki permintaan Astri. Dengan hati- hati Holly
menumpahkan sedikit minyak angin ke permukaan tangannya serta mengusap tengkuk astri pelan.
“ Hmm.. anget. Iya gitu hol, agak dipencet- pencet hol.”
Dengan patuh Holly
menuruti komando astri. Pernah terpesona Holly
oleh halus lembutnya kulit astri yang sepanjang ini senantiasa terbalut kerudung. Tetapi dientaskannya benak itu jauh- jauh. Astri mengangguk- angguk terpejam menikmati urutan Holly.
“ hol, sembari berbaring dapat ngga hol? Bunda pegel pula duduk nyamping ini.” Tukas astri kilat. Dengan santainya astri melengos serta menelungkupkan wajah tiduran tengkurap diatas kasur.
Holly
lagi- lagi tercekat menelan ludah memandang Astri dalam posisi semacam itu. Masih dengan takut- takut Holly
bergerak turut naik keatas kasur. Astri setelah itu melebarkan kedua kakinya membagikan ruang untuk Holly
buat bersimpuh diantara kakinya. Sekelebat putih halusnya paha dalam astri membuat jantung Holly
berdegup kencang. Holly
mulai meraba pelan punggung astri serta mulai memijitnya lama- lama.
“ Hmm iya Holgitu hol.. kokoh pula ya pijitan kalian..” ucap astri sambil senantiasa telungkup serta memejamkan mata.“ Atasan lagi Holdi pundak kaya tadi.” Pinta astri lagi.
Holly
dengan agak kesulitan mencondongkan diri kian kedepan berupaya mencapai pundak astri. Walaupun astri telah melebarkan kakinya senantiasa saja Holly
kesusahan sebab ingin tidak ingin Holly
wajib kian merapat diantara sela kaki astri. Serta benar saja, baru kala Holly
hendak memajukan tubuhnya, tanpa terencana badan bagian dasar Holly
menyenggol pantat astri.
“ M- maap bu, p- permisi.” Tukas Holly
cepat- cepat. Astri cuma terkekeh kecil sebab canggungnya Holly.“ Iya gapapa, cepet pijit lagi.” Jawab astri tidak tabah.
Holly
kembali memijat sembari berupaya menahan bagian bawahnya supaya tidak menyenggol lagi. Tetapi pasti saja percuma sebab letaknya tidak membolehkan. Sehingga Holly
berupaya supaya tidak sangat kerap melekat ke pantat astri. Diam- diam Holly
pula berupaya sekuat tenaga supaya tidak terbangun dedek kecilnya, sebab jujur saja lembutnya pantat astri ingin tidak ingin memicu kemaluannya jadi terbangun. Masing- masing kali melekat rasanya darah di dalam diri Holly
berdesir.
Astri pula sesungguhnya mengenali Holly
yang berupaya keras menahan diri serta senantiasa sopan. Astri ketahui betul di usia segitu baik Holly
ataupun anak tertuanya telah mulai menempuh proses jadi berusia serta tertarik dengan lawan tipe, sehingga astri mengerti betul apa yang dirasakan Holly
dikala ini. Tetapi astri diam- diam saja, malahan agak sedikit geli memandang Holly
semacam itu. Kesimpulannya astri menyuruh Holly
buat santai saja.
“ Udah Holgapapa, nempel dikit pula gapapa kok.” Ucap astri sembari senantiasa telungkup.
Holly
tidak langsung menanggapi serta cuma diam saja. Kesimpulannya Holly
memberanikan diri buat mengiyakan perkataan astri.
Holly
kesimpulannya mencondongkan tubuhnya kedepan serta melekatkan badan bagian bawahnya ke pantat astri. Holly
malu- malu menghela nafas kala dia merasakan burungnya menempel pas di tengah- tengah pantat astri yang lembut. Begitu pula astri yang kesimpulannya merasakan bonggolan kenyal di bagian belakangnya. Astri agak terkekeh merasakan burung Holly
yang telah separuh membeku. Bawah anak muda, pikir astri dalam hati.
Tetapi dengan begitu tidak lalu membuat Holly
malah jadi biasa saja, malah sebaliknya Holly
kian tersiksa menahan ereksinya. Holly
berupaya alihkan perhatiannya dengan berpikir perihal yang yang lain. Tetapi sialnya di sisi kasur ada kaca berdimensi besar yang menempel di lemari. Tatkala Holly
melirik, dia memandang dirinya seolah tengah berhubungan tubuh dengan astri dalam posisi semacam itu. Holly
jadi kian tercekat serta sialnya perihal tersebut malah membuat ereksi Holly
kian menggila.
Astri yang tahol ya separuh mengantuk malah jadi melek terbangun merasakan gundukan lembek di pantatnya saat ini malah membongkah. Diam- diam astri jadi merasa agak geli- geli pula masing- masing kali burung Holly
yang melekat erat di pantatnya berkedut pelan. Tetapi astri memilah diam saja sebab apabila dia bergerak memperbaiki letaknya, Holly
pastri jadi malu sekali. Jadi astri memilah buat diam saja berpura- pura tidur.
Di lain pihak Holly
telah merah padam mukanya, keringat hol gin mengalir di lehernya. Holly
memilah buat menunduk saja alihkan pemikirannya kebawah. Tetapi Holly
kaget bukan kepalang manakala dia mengenali ujung dasar daster astri telah separuh tersingkap keatas. Sekilas Holly
dapat memandang bongkahan pantat astri separuh mengintip dari sisi dasternya. Holly
merasa terpaku khawatir buat bergerak tetapi pula khawatir buat menyudahi. Khawatir malah apabila dia menyudahi serta memperbaiki dasternya, astri malah terbangun serta memergokinya.
Astri awal mulanya tidak merasa ujung dasternya tersingkap ketas, serta samasekali kurang ingat dia tidak menggunakan celana dalam waktu itu. Sehabis mandi dia buru- buru menggunakan pakaian serta mencarikan pakaian buat Holly
sampai dia terlupa. Tetapi sesuatu dikala seketika astri merasa geli di bagian dasar badannya, manakala ujung bonggol Holly
yang membeku dari balik celana menyikat permukaan kemaluannya yang tidak tertutup apa- apa. Astri agak panik, tetapi tidak berani buat bergerak ataupun bersuara manakala masing- masing kali Holly
bergerak, ujung kemaluan Holly
menyikat lembut bibir kemaluannya. Astri terdiam menggigit bantal berupaya supaya tidak bersuara samasekali.
Sekali, 2 kali, 3 kali, sampai berulang kali, lama kelamaan berikan dampak yang kian intens dalam diri astri. Tubuhnya jadi lemas keenakan oleh gesekkan Holly. Matanya jadi pelan- pelan sayu, khidmat menerima masing- masing gerakkan yang ditimbulkan oleh Holly. Terlebih dikala itu Holly
cuma memakai boxer tipis tanpa celana dalam, yang pasti saja terasa oleh kemaluan astri paling utama sehabis jadi terus menjadi sensitif akibat gesekkan ujung penis Holly. Astri cuma dapat berharap Holly
tidak merasakan tubuh astri yang kaku menahan gelinjang masing- masing kali Holly
menyenggol kemaluannya, serta tidak menyadari kemaluannya yang makin berembun akibat gesekkan tersebut.
Sampai kesimpulannya pada sesuatu kala astri yang telah begitu lemas tidak berdaya merasa Holly
menghentikan aksinya. Kesadarannya yang telah nyaris separuh menipis sedikit bangkit kembali. Hati kecilnya bingung mengapa Holly
malah menghentikan aksinya dikala dia telah hampir pasrah dalam kenikmatan. Tetapi pertanyaannya terjawab tidak lama berselang kala kembali astri merasakan sensasi geli itu tiba lagi, tetapi kali ini astri bisa merasakan jelas hangat daging keras Holly
bersentuhan langsung dengan kulitnya.
Astri terbelalak tetapi senantiasa terdiam walaupun kaget. Kembali digigitnya bantal dibawah wajahnya itu kencang- kencang. Astri tidak menyangka Holly
berani berbuat sepanjang ini. Terdengar nafas Holly
yang pula agak tersengal- sengal dibelakangnya. Entah kenapa dalam kepanikan semacam itu astri memilah buat diam mematung dibanding menghentinkan aksi Holly. Bisa jadi astri pula telah terbuai keenakan, entah sebab alibi yang lain. Yang jelas astri merasakan tubuhnya kembali lemas digelitiki rasa geli kala Holly
kembali menggesekkan moncong kemaluannya di bibir kemaluan astri yang saat ini tidak lagi dihadang celana.
Holly
merasa kepalanya begitu berat, serta sekelilingnya terus menjadi kabur. Nafasnya memburu serta gelora nafsunya tidak dapat lagi dibendung. Terlebih kala ujung penisnya merasakan hangat daging kemaluan astri yang mulai menghasilkan suatu. Tangannya tidak lagi memijat pundak astri melainkan menahan beban badannya di sisi kanan serta kiri badan astri. Masing- masing gesekan seolah membuat kemaluan astri merekah lebih lebar dari lebih dahulu. Kemaluan Holly
semacam turut ketagihan mau mencicipi terus lubang astri yang seakan- akan memanggil manggil dirinya.
Rangsangan yang amat lembut serta pelan itu membuat ide sehat astri serta Holly
buyar entah kemana. Holly serta astri diam- diam kian larut dalam cumbuan malu- malu kemaluan mereka. Astri yang pula telah kegatalan jadi terbayang- bayang apabila Holly
betul- betul memasukkan batangnya kedalam kemaluannya. Tubuhnya jadi merinhol gram membayangkan apabila perihal itu benar terjalin.
Kemaluan astri yang merekah itu seolah memancing kemaluan Holly
buat bergerak masuk. Holly
secara naluriah saat ini tidak cuma menggesekan pucuk senjatanya saja, tetapi pula mulai memencet lembut kedepan. Kemaluan astri yang terus menjadi lembab membuat ujung penis Holly
terus menjadi gampang membelah serta membukanya. Astri pula turut merasa bibirnya kemaluannya merekah masing- masing kali Holly
menempelkannya serta sedikit mendorongnya kedepan. Astri serasa melayang masing- masing kali Holly
melaksanakan perihal tersebut.
Pelan tetapi pastri, Holly
mendesak pelan serta menariknya moncong kemaluannya lagi kebelakang. Baik astri serta Holly
menyadari masing- masing kali kepala helm itu masuk semili lebih dalam masing- masing kali Holly
merangsek maju. Holly
yang telah tidak lagi berpikir sehat, terus berupaya menerobos maju lebih dalam, membuat astri dibawahnya menggigit jarinya was- was tidak tabah. Sampai kesimpulannya di puncak birahi mereka, kepala jamur merah itu sukses mendobrak masuk.
Nafas Holly
serasa tercekat didada kala ujung kemaluannya lenyap terhisap masuk kedalam rongga kemaluan astri. Waktu seolah menyudahi kala kesimpulannya astri merasakan kemaluannya menjepit mesra bonggol kepunyaan Holly. Astri mau mendesah sekuat tenaga tetapi ditahannya. Kesimpulannya sehabis disiksa begitu lama astri merasa plong serta lega, kemaluannya yang telah begitu gatal dapat merasakan bonggol yang sedari tadi meluluh lantakkan imannya.
Holly
yang saat ini kesimpulannya sukses mengecap lubang indah kepunyaan astri itu saat ini tidak lagi ingin menariknya keluar. Mau rasanya Holly
memasukkan batangnya sepanjang bisa jadi disitu. Rasa nikmat yang dirasakannya mendesak Holly
memasukkannya lebih dalam lagi, sampai sepenuhnya diselimuti oleh kemaluan astri. Dengan sangat hati- hati Holly
yang masih mengira astri tertidur itu melesakkan kemaluannya maju. Astri begitu terbuai dalam kenikmatan. Dalam gerakan lelet semacam itu Dia bisa merasakan dengan seksama masing- masing kerut serta urat batang Holly
di hol hol gram kemaluannya. Baru kali itu rasanya astri menikmati ditembusi kemaluan semacam itu.
Cerita Seks Terbaik Sampai kesimpulannya Holly
menghela nafas tertahan manakala dia memandang sisa batangnya menghilang masuk kedalam rongga kemaluan astri. Holly
mengerjap- ngerjapkan matanya terhipnotis oleh sensasi yang baru kali itu dia rasakan seumur hidupnya, kala segenap rongga kemaluan astri membungkus batangnya erat- erat tidak lepas. Hangat, becek, lembut jadi satu. Diam- diam astri pula menggigit bibirnya manakala kesimpulannya batang kemaluan Holly
masuk sampai mentok, berjejalan didalam rongga kemaluannya yang berkedut manja. Didorong oleh nafsu yang tidak lagi terbendung, Holly
menggerakkan pinggulnya seolah berupaya mengeksplorasi segenap isi liang kemaluan astri. Astri tidak kuasa turut menggoyangkan pinggulnya pelan akibat gocekkan Holly.
Astri tanpa sadar mengangkut pinggulnya sedikit keatas, seolah membetulkan posisi penetrasi Holly. Holly
yang pula telah tidak sadarkan diri, tidak lagi mencermati gerakkan pinggul astri, cuma menjajaki naluri alaminya buat mulai menggerakkan pinggulnya maju serta mundur. Dengan lembut Holly
menarik pinggulnya mundur hinggga batangnya tertarik keluar, serta setelah itu mendorongnya lagi masuk kedepan. Holly
mendesis merasakan nikmat gesekkan antara batangnya serta hol hol gram kemaluan astri yang basah.
Astri yang pula sudah terbuai genjotan Holly, menggigit sarung bantalnya sampai basah. Matanya membeliak keatas menikmati sodokan senjata Holly. Pinggul astri secara otomatis bergerak terus menjadi keatas sampai separuh menungging, yang setelah itu dipegang oleh kedua tangan Holly
semacam lagi menunggangi kuda. Bunyi kecipak basah sebab gesekkan kemaluan mereka mulai nyaring terdengar di seantero kamar, terlebih lagi sebab hujan telah usai diluar sehingga bunyinya terus menjadi jelas menggaung.
Mereka berdua kian bergelora oleh percintaan terlarang itu. Astri serta Holly
lengah oleh bisikkan setan. Astri merasakan kenikmatan intim yang belum sempat dia natural lebih dahulu. Terlebih terus menjadi dia berupaya mengingat- ingat kalau ini merupakan sesuatu perihal yang salah, terus menjadi birahinya memuncak. Dia tengah berselingkuh dengan seorang diluar pernikahannya, serta orang tersebut masih seumuran dengan anak sulungnya.
“ Oh tidak, saya tengah bercinta dengan Holly. Ouhgg saya hendak klimaks.. ohh oohhh!” jerit astri dalam hati.
Astri mencengkram bantal kuat- kuat kala dari dalam kemaluannya mengalir cairan tidak diketahui. Kedutan liar kemaluan astri yang tengah orgasme hebat membuat Holly
tidak lagi dapat menahan ejakulasinya.
“ Mhh.. b- bu astri.. b- bu.. u- Holmau.. ma—“
Mereka orgasme hampir berbarengan. Kala astri menyiram kemaluan Holly
dengan cairan cintanya, Holly
membalas menyemprotkan spermanya banyak- banyak kedalam rahim astri. 3- 4 kali semprotan yang luar biasa melimpah, diserap seluruhnya oleh kemaluan haus astri. Holly
diam mematung menikmati ejakulasi yang sangat nikmat yang dia sempat rasakan, sampai kesimpulannya batangnya mengempis serta terlepeh dengan sendirinya dari dalam kemaluan astri.
Astri mendengus pelan tatkala dia kembali turun dari langit ketujuh. Holly
yang pula kesimpulannya kembali kesadarannya, berganti panik serta pucat manakala dia memandang spermanya mengalir pelan dari dalam kemaluan astri jatuh sampai ke kasur. Didorong oleh rasa khawatir, Holly
lekas meloncat dari atas kasur. Dia hampir terjerembap sangking lemas dengkulnya dia rasa. Semacam maling yang ketahuan, Holly
lekas berlari keluar sedini bisa jadi kabur dari kamar serta keluar rumah meninggalkan astri yang pula masih terhuyung lemas serta kebimbangan sebab Holly
sudah lenyap entah kemana.