Cerita Seks Ramuan Ajaib Pak Usman

 

 

Cerita Sex Ramuan Ajaib Pak Usman

Cerita Sex Ramuan Ajaib Pak Usman. Tetanggaku, si Usman, terkenal suka ngelawak yang aneh-aneh. Suatu hari dia nyeletuk bilang habis beli “ramuan ajaib” cair yang harganya mahal. Katanya, ramuan itu bisa membuat orang jadi super semangat dan energik. Dia cerita panjang lebar soal khasiatnya dengan gaya lebay khas dia.

Karena penasaran, aku iseng bilang: “Eh, kasih aku coba dong, biar tau beneran manjur atau nggak.” Karena kami sudah akrab, dia langsung memberi kasih sayang kecil. Pesannya cuma satu: “Jangan dihabisin ya, sisanya balikin.”

Aku ambil, sambil mikir: “Lha ini mau dicoba ke siapa? Di rumah cuma ada aku sama pembantu, istriku malah lagi pulang ke rumah orang orang tua. Yasudah, disimpan dulu aja di lemari. Siapa tau bisa jadi bahan ketawaan lagi kalau ketemu Usman besok.”

Pertandingan bola sudah berjalan 45 menit. Di televisi, komentator sibuk menganalisis tayangan, lalu jeda iklan pun muncul. Biasanya, di waktu jeda bapak begini-bapak juga nggak kalah seru jadi komentator dadakan, saling tukar pendapat sambil bercanda.

Aku sendiri sempat keluar sebentar ke halaman rumah. Mata agak perih karena terlalu lama menatap layar, jadi perlu udara segar.Tiba-tiba lewatlah dua anak SMA dengan seragamnya, menyapaku ramah. Aku kenal mereka—Fera dan Dita, anak tetangga dari RT sebelah. Mereka berjalan beberapa langkah, lalu saling berbisik dan balik lagi ke arahku.Ternyata mereka membawa proposal kegiatan Karang Taruna. Aku terima lamaran itu, dan bilang pada mereka: “Ambil aja nanti sore uangnya, ya.” Mereka mengangguk senang, lalu pamit melanjutkan perjalanan.

Akupun masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepak bola, semakin seru dan sesekali bapak-bapak mengungkap ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang lawan. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai merasakan lapar dari tadi belum makan, akupun menuju ruang makan.

Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, ide jahil muncul dalam pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Usman tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, “Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum manis, aku air putih saja”. Dina pun memberikan air putih menenangkan dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan buang lo Din, sayang, kamu minum aja gapapa”, kataku.

Dan jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Dina meminum teh panas yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau sekalian dicuci.

Wah, jebakanku berhasil, Dina sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian Dina mengambil sapu untuk membersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Dina dari jarak jauh, ternyata benar-benar gelagat Dina mulai tampak aneh, dia menyapu tak selincah biasanya, menutupinya seperti melamun mirip orang yang sedang memikirkan sesuatu.

Dina meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamar.
Aku keluar kamar pura-pura ke kamar mandi, sesampai di depan kamar Dina kuintip dia dari lubang yang di pintu.

Wah….dugaanku benar, Dina masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat
obat perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip Dina mencoba tak mengeluarkan suara, takut mengganggu konsentrasi Dina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Dina indah, wajahnya tampak cantik sewaktu melakukan masturbasi, dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya diraba-raba juga dengan tangannya sendiri dan satu lagi menggenggam-remas payudaranya.

Matanya terpejam sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat. Kemudian ia memasukkannya ke dalam vaginanya yang lebat dengan rambut hitam di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya memek Dina ukuran keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang sedikit tampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam Dina mempercepat jari-jarinya keluar masuk ke dalam vaginanya.

BACA JUGA : https://rayuanjanda.com/cerita-sex-arini-digoda-hasrat-bapak-kos/

BACA JUGA: https://rayuanjanda.com/cerita-sex-hasrat-liar-anak-kolong-jembatan/

Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka perlahan retsletingku dan kukeluarkan tititku, dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Dina.

Sambil terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Dina, aku berada di atas tubuh Dina dan memasukkan penisku ke dalam memeknya, bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor, aku mengocok penisku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Dina mengetahui, beberapa saat kemudian Dina sedikit mengerang tapi mencoba menahannya, pinggulnya naik sedikit ke atas merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian berakhir, Dina terkulai sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Dina orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok, kuintip Dina masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar, kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan memeknya yang basah, oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Dina, cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat pintu ruangan dan kumasukkan kembali tititku, aku pun kembali ke kamarku jadi-pura tidak terjadi apa-apa.

Dari kamar kulihat Dina terus menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Dina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Dina cantik juga sewaktu telanjang.

Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku di akuarium, Dina mendekatiku membawa tas kecil, dia tampak cantik seperti segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit riasan di wajahnya, dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru bisa kembali lagi.

aku memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Dina pun berlalu dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang masturbasi. Dina memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin karena faktor ekonomi jadi orangtuanya tidak mampu membiayai sekolahnya.

Beberapa saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu.
Ternyata Dita, anak SMA yang tadi memberiku lamaran dan aku janji mau memberikan sumbangan sakit ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Fera?”,tanyaku. “Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas”, jawab Dita. Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuman, saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses mengerjai Dina pembantuku.

Akupun mencoba untuk ngerjain Dita, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Dita dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. “Ah jadi ngrepotin om, makasih ya”, Dita minum seteguk dan kami pun ngobrol, kuperhatikan Dita menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.

Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia ungkapkan. Beberapa menit kemudian Dita mulai mengoceh, omongannya mulai sedikit melongo dan sebentar-bentar berhenti, aku tersenyum kecil dan dalam hati menghina karena

obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya, kaki Dita bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.

“ah u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya, Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kupegang tangannya dan merasakan sedikit getaran.

“Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangan yang satu lagi. kami pun berpegangan tangan dan berdiri di hadapan, Dita mulai salah tingkah, kutarik tubuh pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku, kurasakan dada berdegup kencang dia menghalanginya. Kuangkat dagunya dan dia lihat, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibir yang mungil, Dita diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.

Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami menyentuh kupegang pinggulnya, dan menariknya ke tubuhku secara perlahan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirku dengan bibirku, Dita diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya, selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan persetujuan, tititku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing.

Kudorong tubuhnya ke pintu kupeluk dia dan ciuman ku turunkan ke mengulang, kuciumi meniru yang putih dan itu membuat Dita semakin pasrah dalam kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dada, sambil perlahan mengangkat kaosnya ke atas, kuremas dada dengan menyeluruh, Dia menggelinjang kuciumi kembali mendengarnya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.

Kini puting susunya tampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap, Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja melihat Dita yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.

Tanganku turun ke bawah menegaskan ke dalam celana Dita, merasakan kehangatan memek Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.

Dita memegang seperti menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam, Dita mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya.

Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya sehingga aku turunkan saja celana Dita sekaligus celana dalamnya, Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin erat, kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Saya sangat menikmati permainan itu.

Kugendong tubuh Dita masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangan mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama telanjang. Saya tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat ini.

Seorang gadis cantik SMA yang tentunya sedang menikmati nikmat-nikmatnya kini bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Usman. Aku paha membukanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi ciuman sambil meremas-remas kedua belahan dada, penisku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang penisku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya, beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke dalam vagina Dita, dinding vagina yang masih sempit memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa. penisku seperti disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali.

Kukeluar masukkan Penisku dengan lembut karena takut menyakiti Dita, kukokok-kocok dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Dita mengerang kenikmatan, ibaratnya dengan itik, saya juga semakin menikmatinya saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… tititku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Dita.

Dita memelukku semakin erat, terus saja kukokok-kocok tititku keluar masuk dan semakin cepat kemudian semakin cepat dan penisku terasa panas spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku takut spermaku masuk ke dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekkan tititku di bagian dada Dita, tangan Dita membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Dita.
Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku.

Oh nikmat sekali ngentot memek anak SMA, kapan-kapan akan kuulangi lagi, Dita sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya datang akan kuberi obat perangsang Ampuh juga dan akhirnya … kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya…

 

Bersambung.