Cerita Sexku Aku Menantu Yang Nakal

Cerita Sexku Aku Menantu Yang Nakal. Perkenalkan, namaku Andre. Sudah satu pekan ini aku tinggal di rumah seorang diri. Walaupun cuaca cerah, rasanya tetap saja sepi. Saat hendak tidur pun terasa janggal—sunyi tanpa suara ayah, ibu, kakak, maupun adik yang biasanya ada di sekelilingku.
Dalam kesendirian itu, pikiranku melayang pada satu peristiwa bersama ibu mertua kakakku. Beliau bukanlah ibu kandung dari istrinya, sebab ibu kandungnya sudah lama berpulang. Ayah mertua kakakku kemudian menikah lagi dengan wanita yang kini kupanggil ibu mertua. Kebetulan, beliau tidak memiliki anak. Usianya sekitar empat puluh tahun, wajahnya cantik, dan tubuhnya begitu terawat—menyerupai sosok perempuan ideal dalam bayanganku.
 
Buah dadanya besar cocok dengan pinggulnya. Demikian pula pantatnya pula bahenol banget. Saya kerap membayangkan Ibu mertua kk- ku itu jika lagi telentang tentu vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yang besar itu.
Hemm, sangat menggairahkan. Peristiwa itu terjalin waktu malam 2 hari saat sebelum hari perkawainan kk- ku dengan Riris. Waktu itu saya duduk berdua di kamar keluarga sembari membicarakan persiapan pernikahan kk- ku. Tiba- tiba lampu mati.
Dalam kegelapan itu, Ibu mertua kk- ku( waktu itu masih calon) berdiri, aku pikir hendak mencari parafin, namun malah Ibu mertua kk- ku memeluk serta menciumi pipi serta bibirku dengan lembut serta mesra. Saya kaget serta melongo sebab saya tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon Ibu mertua kk- ku yang menawan itu.
Hari- hari selanjutnya saya berlagak semacam biasa, demikian pula Ibu mertua kk- ku. Pada saat- saat saya duduk berdua dengan ia, saya kerap memberanikan diri memandang Ibu mertuakk- ku lambat- laun, serta ia umumnya tersenyum manis serta mengatakan,“ Apaa..?, sudah- sudah, Ibu jadi malu”. |
rayuanjanda.com 
Terus cerah saja saya sesungguhnya merindukan buat bisa bermesraan dengan Ibu mertua kk- ku itu. Saya kadang- kadang sagat merasa bersalah dengan kk- ku, serta pula kaka ipar- ku yang baik hati. Kadang- kadang saya demikian kurang ajar membayangkan Ibu mertua kk- ku disetubuhi bapak mertua kk- ku,
Saya bayangkan kemaluan bapak mertua kk- ku keluar masuk memek Ibu mertua kk- ku, Ooh alangkah…! Namun saya senantiasa menyimpan hormat kepada bapak serta Ibu mertua kk- ku. Ibu mertua kk- ku pula sayang sama kami,.
Pagi- pagi hari selanjutnya, saya ditelepon Ibu mertuakk- ku, memohon supaya sore harinya saya bisa membawakan Ibu menengok famili yang lagi terletak di rumah sakit, sebab bapak mertua kk- ku lagi berangkat ke kota lain buat urusan bisnis. Saya sih sepakat saja. Sore harinya kami jadi berangkat ke rumah sakit, serta kembali telah sehabis maghrib. Semacam biasa saya senantiasa berlagak sopan serta hormat pada Ibu mertuakk- ku.
Dalam perjalan kembali itu, saya memberanikan diri bertanya,“ tante, mengapa sih dahulu tante kok cium Andre?”.
“ Aah, kalian ini kok masih diingat- ingat pula siih”, jawab ibumertua kk- ku sembari memandangku.
“ Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.
“ Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat kk- mu lho Andre…, Nanti kedengaran pula dapat gempar lho Andre“.
“ Tapii, sesungguhnya mengapa siih tante…, Andre jadi penasaran lho”.
“ Aah, ini anak kok tidak ingin diem siih, Tetapi eeh…, anu…, Andre, sesungguhnya waktu itu, waktu kita jagongan itu, Ibu amati tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat Ibu jadi gemes banget deeh sama kalian. Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana, Ibu jadi pengin banget menciummu serta merangkulmu. Ibu sesungguhnya jadi malu sekali. Ibu berbagai apa saya ini,
“ Bisa jadi, setannya ya Tomy ini Bu…, Dikala ini setannya itu pula deg- degan jika amati Ibu mertua kk- ku. Ibu boleh yakin boleh tidak, kadang- kadang jika aku lagi sama sendiri, malah bayangin tante lho. Bener- bener nih.
Sumpah deh. Jika tante sempat bayangin aku tidak jika lagi sama om”, saya terus menjadi berani.
“ aah tidak ketahui ah…, udaah…, udaah…, nanti jika keterusan kan tidak baik. Hati- hati setirnya. Nanti jika nabrak- nabrak dikiranya nyetir sembari pacaran ama tante. Tentu tante yang disalahin orang, Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya.
“ Sementara itu dua- duanya ngebet lo tante. tante, maafin Andre deeh. Andre jadi pengiin banget sama tante lho…, Gimana niih, memiliki Andre sakit kejepit celana nihh”, saya kian berani.
“ Aduuh Ndre, jangan gitu dong. tante jadi sulit nih. Tetapi terus cerah aja Andre.., tante jadi seperti orang jatuh cinta sama kalian.., Jika udah begini, udah naik begini, tante jadi pengin ngeloni kalian Andre…, Andre kita kilat kembali saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita kembali ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tetapi Andre menggir sebentar Andre, tante pengen cium kalian di mari”, kata tante dengan suara bergetar.
ooh saya jadi berdebar- debar sekali. Saya jadi nafsu banget. Saya minggir di tempat yang agak hitam. Sesungguhnya cermin mobilku pula telah hitam, sehingga tidak khawatir ketahuan orang. Saya serta Ibu mertuakk- ku berangkulan, berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Betul- betul, sepanjang ini kami silih merindukan.
“ eehhm…, Andre, Ibu kangen banget ma kalian”, bisik Ibu mertuakk- ku.
“ saya pula bu”, bisikku.
“ Andre…, udah dahulu Andre…, eehmm udah dahulu”, nafas kami memburu.
“ Mari jalur lagi…, Hati- hati yaa”, kata Ibu mertua kk- ku.
Ibu kontolku kejepit niih…, Sakit”, kataku.
“ iich anak bandel”, Pahaku dicubitnya.
“ Okey…, buka dahulu ritsluitingnya”, katanya.
Cerita Seks Terkini– Cepat- cepat saya buka celanaku, saya turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri Ibu mertua kk- ku, saya tuntun buat memegang kontolku.
“ Aduuh kalian. Gede banget pelirmu…, Supaya Ibu pegangin, Mari jalur. Hati- hati setirnya”.
Saya masukkan persneling satu, serta mobil melaju kembali. kontolku dipegangi Ibu, jempolnya mengelus- elus kepala kontolku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri, namun tangan Ibu terus memijat serta mengelus- elus kontolku dengan lembut.
Hingga di rumah, saya turun membuka pintu, serta langsung masuk garasi. Garasi saya tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di kursi serta berpandangan dengan penuh kerinduan.
 
Atmosfer begitu sepi serta romantis, kami berpelukan lagi, berciuman lagi, kian menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Saya ciumi Ibu mertuakk- ku dengan penuh nafsu. Saya rogoh buah dadanya yang senantiasa saya bayangkan, aduuh betul- betul besar serta lembut.
“ Buu, saya kangen banget buu…, saya kangen banget”.
“ Aduuh Andre, Ibu juga…, Peluklah Ibu Andre, peluklah Ibu” nafasnya terus menjadi memburu.
Matanya terpejam, saya ciumi matanya, pipinya, saya lumat bibirnya, serta lidahku saya masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget serta membuka matanya. Setelah itu dengan serta- merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.
“ Eehhmm.., Andre, Ibu belum sempat ciuman semacam ini…, Lagi Andre masukkan lidahmu ke mulut Ibu”
Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku serta berbisik,” bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”.
Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Saya merasa tidak lezat di tempat tidur saya.“ Bu kita gunakan kamar tengah saja yaa”.
“ Okey, Lebih leluasa di kamar ini”, kata Ibu mertuakk- ku penuh penafsiran. Saya remas pantatnya yang bahenol.
“ iich.., bawah anak bandel”, Ibu mertuakk- ku merengut manja.
Cerita Seks Terkini– Kami duduk di tempat tidur, sembari beciuman saya buka baju Ibu mertuaku. Saya sangat terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih serta lembut dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu saya rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya saya pelorotkan serta saya pelorotkan dari kakinya yang indah.
Sekali lagi saya kagum memandang memek Ibu mertuakk- ku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Semacam saya membayangkan sepanjang ini, memek Ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal 
pantatnya yang besar. Saya tidak tahan lagi memandang keelokan Ibu mertua kk- ku telentang di depanku.
 
Saya buka pakaianku serta kontolku telah betul- betul tegak sempurna. Ibu mertua kk- ku memandangku dengan tanpa berkedip. Kami silih merindukan kebersamaan ini. Saya tiduran miring di samping Ibu mertua kk- ku. Saya ciumi, kuraba, kuelus seluruhnya, dari bibirnya hingga pahanya yang lembut.
Aku remas lembut buah dadanya, kuelus perutnya, vaginanya, klitorisnya saya main- mainkan. Liangnya vaginanya telah basah. Jariku saya basahi dengan cairan memek Ibu mertua kk- ku, serta saya usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan serta mendesis- desis. Sedangkan pelirku dipegang Ibu serta dielus- elusnya.
Kerinduan kami sepanjang ini telah menekan buat ditumpahkan serta diselesaikan malam ini. Ibu menggeliat- geliat, meremas- remas kepalaku serta rambutku, mengelus punggungku, pantatku, serta kesimpulannya memegang kontolku yang telah siap sedia masuk ke liang memek Ibu mertua kk- ku.
“ Buu, saya kaangen banget buu…, saya kangen banget…, saya anak bandel buu..”, bisikku.
”…, Ibu pula. sshh…, masukin…, masukin sekarang…, Ibu telah pengiin banget…”, bisik Ibu mertua kk- ku tersengal- sengal. Saya naik ke atas Ibu mertuakk- ku bertelakn pada siku serta lututku.
Tangan kananku mengelus mukanya, pipinya, hidungnya serta bibir Ibu mertua kk- ku. Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. 
kontolku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang telah basah. Ditempelkannya serta digesek- gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku, memencet turun sedikit serta membebaskan tekanannya berikan komando kontolku.
 
Kaki Ibu mertua kk- ku dikangkangnya lebar- lebar, serta saya telah tidak tabah lagi buat masuk ke memek Ibu mertua kk- ku. Kepala kontolku mulai masuk, kian dalam, kian dalam serta kesimpulannya masuk seluruhnya hingga ke pangkalnya. Saya mulai turun naik dengan tertib, keluar masuk, keluar masuk dalam memek yang basah serta licin. Aduuh enaak, enaak sekali.
“ Masukkan separo saja. Keluar- masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”.
Nafsu kami terus menjadi menggelora. Saya terus menjadi kilat, terus menjadi memompa 
kontolku ke memek Ibu mertua kk- ku.“ Buu, aaku masuk seluruh, masuk seluruh buu”
 
“ Iyaa, enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis- desis, menggeliat- geliat, melenguh penuh kenikmatan. Sedangkan itu kakinya yang tadi mengangkang saat ini dirapatkan.
Aduuh, vaginanya tebal banget. Saya sangat tidak tahan lagi jika telah begini. Saya terus menjadi ngotot menyetubuhi Ibu mertua kk- ku, mencoblos memek Ibu mertua kk- ku yang licin, yang tebal, yang kecil( sebab telah kontraksi ingin puncak). Bunyinya kecepak- kecepok membuat saya terus menjadi bernafsu. Aduuh, saya telah tidak tahan lagi.
“ Buu saya ingin keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”.
“ ssh…, hiiya Andre, keluariin Andre Andre, keluarin”.
“ Ibu pula ingin muncaak, ingin muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat- kuat. Nafas kami terhenti. kontolku saya tekan kuat- kuat ke dalam memek Ibu mertua kk- ku. Pangkal kontolku berdenyut- denyut.
menyemprotlah telah spermaku ke memek Ibu mertua kk- ku. Kami bersama- sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah telah. Rasanya lemas sekali. Nafas yang tadi nyaris terputus terus menjadi menyusut. Saya angkat badanku. Hendak saya cabut kontolku yang telah menancap dari dalam liang vaginanya, namun ditahan Ibu mertua kk- ku.
“ Supaya di dalam dahulu Mari miring, kalian berat sekali. Kalian nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sembari menekan hidungku. Kami miring, berhadapan, Ibu mertua kk- ku menekan hidungku lagi,“ Bawah anak kurang ajar…, Berani sama Ibu mertua kk mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tetapi…, Ibu nikmat banget,‘ marem’ banget. Ibu belum sempat merasakan semacam ini”.
“ Buu, saya pula buu. Bisa jadi sebab curian ini ya buu, bukan miliknya…, Memiliki ayahnya kok dimakan. Ibu pula, memiliki anak ya kok ya dimakan, diminum”, kataku menggodanya.
“ Huush, bawah anak bandel.., Mari dilepas.., Aduuh berhamburan niih Spermamu pada tumpah di sprei, 
Keringatmu pula basahi tetek Ibu niih”.
 
“ Buu, malam ini Ibu tidak harus kembali. Saya pengin dikelonin Ibu malam ini. Saya pengin diteteki hingga pagi”, kataku.
“ Ooh jangan cah bagus…, jika dituruti Ibu pula penginnya begitu. Tetapi tidak boleh begitu. Jika ketahuan orang dapat gempar deeh”, jawab ibuku.
“ Tetapi buu, saya rasanya emoh pisah sama Ibu”.
“ Hiyya, Ibu ketahui, tetapi kita wajib gunakan otak dong. Toh, Ibu tidak hendak kabur.., malah jika kita tidak hati- hati, seluruhnya hendak bubar deh”.
Kami silih berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada perkata yang keluar, tidak bisa diwujudkan dalam perkata. Kami silih mengasihi, antara ikatan Ibu serta anak, antara ikatan seseorang laki- laki serta seseorang perempuan, kami tulus mengasihi satu sama lain.
Malam itu kami mandi bersama, silih menyabuni, menyikat, meraba serta membelai. kontolku dicuci oleh Ibu mertuaku, hingga tegak lagi.“ Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Mari nanti keburu malam”.
Ikatan malam itu sangat sangat berkesan dalam hidupku. Hari- hari berikutnya ikatan berjalan wajar semacam umumnya. Kami silih melindungi ikatan baik. Kami menumpahkan kerinduan kami cuma apabila betul- betul nyaman. Namun kami banyak peluang buat hanya ikatan berciuman serta membelai.
Kadang- kadang dengan berpandangan mata saja kami telah menyalurkan kerinduan kami. Kami terus menjadi tabah, semakain berusia dalam melindungi ikatan cinta- kasih kami.
Bersambung